Mengenal AL-ILMU
MUQODDIMAH
Islam menuntun setiap pemeluknya
untuk senantiasa memahami dan mempelajari setiap ajaran-ajaranya. Bahkan Islam mencela
dan melarang kepada setiap pemeluknya mengikuti sesuatu perkara tanpa dilandasi
ilmu pengetahuan tentang nya (Qs 17/36).
Dari hal yang sangat mendasar
(tauhid) sampai dengan hal ibadah Islam mendorong umatnya untuk memahami secara
baik akan hal ini. Perhatikan ayat berikut (Qs. 47:19).
"19.
Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain
Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin,
laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat
kamu tinggal" (Qs. 47:19).
A.
PENGERTIAN ILMU
1.
Secara bahasa
Berasal dari kata : علم- يعلم- علما : Mengetahui, memahami, mempelajari 1
2.
Secara istilah
Ilmu itu adalah penjelasan
terhadap sesuatu hal yang tidak di ketahuinya sehingga dapat dimengerti /
dipahaminya.2
Ilmu yang di maksud dalam hal ini adalah ilmu yang mengantarkan
seseorang memahami tentang al-kitab dan
keimanan. (Qs 42:52)
Penjelasan beberapa ulama tentang
pengertian al-ilmu:
- Dalam kitab Tsalatsah
al usul 3 yang di tahqiq (dibenarkan) oleh syaikh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baz dikatakan “wajib hukumnya bagi setiap muslim dan muslimat
memahami 4 perkara dalam Islam yaitu ilmu, amal, dakwah, dan sabar.”
- 3 perkara yang mendasar tentang ilmu yaitu
memahami Allah, Rosul dan agama (ad-diin)”.
- Ibnu al-Qoyyim
al-Jauziah dalam kitab I’lamul muwaqqi’in, “ilmu itu adalah pengetahuan yang
dihasilkan/diperoleh dari dalil (keterangan secara syar’i).”
- Dalam tafsir al-Qurtubi
jilid 4 hal 116, ilmu adalah at-Tauhid (ilmu yang paling mendasar).
- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah didalam
majmu al- fatawa, “telah berkata Yahya bin Amr: ilmu itu ada 5:
1.
Ilmu yang merupakan kehidupan bagi agama
yaitu ilmu tauhid
2.
Ilmu yang merupakan santapan agama yaitu
ilmu tentang mempelajari al-Qur’an dan hadist
3.
Ilmu yang merupakan obat agama yaitu
ilmu fatwa
4.
Ilmu yang merupakan penyakit agama yaitu
ilmu kalam dan ilmu bid’ah
5.
Ilmu yang merupakan kebinasaan bagi
agama yaitu ilmu sihir”
- Menurut Bukhori dalam kitabnya, bab Al-ilmu
qoblal qauli wal amali (ilmu itu sebelum berkata dan beramal) tentang (QS.
47:19)
“Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak
ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah..”
“maka mulailah dengan ilmu sebelum berkata (berfatwa) dan beramal”
Perkataan Umar
bin Mahmud dalam kitab Ar-Roddu al-Atsary ‘alal Baijury (Juz I hal.68):
ان العلم هو كتاب وسنة : “Bahwa ilmu itu adalah Al-Qur'an dan
As-Sunnah”
B.
KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU
Karena pentingnya tentang orang yang berilmu (‘alim) pengetahuan dan
begitu berbahayanya orang yang tidak berpengetahuan (jahil), maka Islam
mewajibkan kepada umatnya untuk senantiasa menuntut ilmu.
•
Q.S. 96/1&3 : perintah untuk membaca.
•
Q.S. 47/19 :
perintah untuk mengetahui (berilmu) bahwa tiada Ilah kecuali Allah.
•
Q.S. 2/31 : Nabi
Adam di bekali ilmu pengetahuan
•
Hadist Nabi yang di riwayatkan oleh Bukhori-Muslim:
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة (رواه ابن
عبد البر)
“Menuntut ilmu (belajar) itu adalah kewajiban bagi
setiap orang Islam laki-laki dan perempuan.” (HR. Ibnu Abdil Bar)
C.
FUNGSI ILMU
1.
Sebagai landasan Iman. Q.S.22/54 :
Keimanan harus berdasarkan ilmu dan tidak boleh berprasangka/menduga-duga.
Qs.10/36
2. Sebagai
landasan Amal. Q.S.17/36
3. Dalam hadits
Bukhori:
"مَنْ عَمِلَ بِمَا
عَلِمَ عَلَّمَهُ اللهُ مَا لَمْ يَعْلَمْ."
”Barang
siapa yang beramal berdasarkan ilmu pengetahuan niscaya Allah Akan mengajarkan
sesuatu yang belum di ketahuinya.”
D.
KEDUDUKAN ORANG YANG BERILMU:
1. Di
tinggikan derajatnya Q.S.58/11
2. Tidak
sama dengan orang biasa/umum lainya Q.S.39/9
3. Disejajarkan dengan para
malaikat Qs 3:18
E.
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU
1.
Dapat mengambil pelajaran dari Al-Qur’an Q.S.3/7
2.
Dapat memahami perumpamaan Q.s 2/26
3.
Menumbuhkan rasa takut (khouf) kepada
Allah Q.S.35/28
4.
Tidak sama orang yang buta dengan orang yang melihat
(berilmu) Q.s. 35/19-22
5.
Berada di jalan Allah sampai ia
kembali.
"مَنْ خَرَجَ فِيْ
طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ." رواه الترمذي
“Barang siapa yang keluar
untuk menuntut ilmu maka ia berada dijalan Allah sampai ia kembali pulang.”(H.R. At-Tirmidzi, Kitab
Ilmi, no.2572)
6.
Di mudahkan jalan masuk Surga.
"مَنْ سَلَكَ
طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إلَى
الْجَنَّةَ." (رواه مسلم)
Barang siapa yang menempuh
suatu jalan untuk mencari ilmu niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju surga. (H.R. Muslim, Kitab Dzikir, no.4867).
من اراد الدنيا فعليه بالعلم ومن اراد الاخرة فعليه بالعلم ومن اراد
هما فعليه بالعلم (الحديث)
“barang siapa yang
menghendaki dunia maka hendaklah ia berilmu, barang siapa yang menghendaki kesuksesan
akhirat maka hendaklah ia berilmju, dan barangsiapa yang mengehendaki keduanya
maka hendaklah ia berilmu” (al-hadits).
اذا مات ابن ادم انقطع
عمله الا من ثلاث صدقة جارية او علم ينتفع به او ولد صالح. (رواه مسلم)
“Apabila anak adam itu meninggal maka terputuslah
seluruh amalnya kecuali tiga perkara, shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat,
dan anak yang shaleh.” (H.R. muslim)
كن عالما او متعلما او مستمعا
او محبا ولا تكن خامسا فتهلك. (رواه البيهقي)
“Jadilah kamu orang yang berilmu atau yang belajar atau pendengar atau pencinta (ilmu) dan jangan
menjadi yang kelima, maka celakalah
kamu “.
F.
ANCAMAN BAGI ORANG YANG
TIDAK MAU MENUNTUT ILMU
1.
Terjerumus kedalam
kemusyrikan (Qs.31:15)
2.
Tersesat (Qs. 17:36)
3.
Menjadi masyarakat
jahiliyah. Dalam Fathul majid, “berpalingnya dari ilmu yang di turunkan Allah dan
Rosulnya namun berpegang teguh kepada taklid dan adat”. (Qs. 5:104)
4.
Disamakan dengan binatang
ternak. (Qs.7:179)
5.
Dalam hadits At Turmudzi :
ألا ان الدنيا ملعونة و ملعون ما فيها الا
ذكر الله وما والاه و عالم ومتعلم
“ingat bahwa dunia itu
dilaknat dan di laknat pula apa-apa yang ada didalamnya kecuali dzikrullah dan
apa-apa yang menyertainya dan orang alim atau orang yang senantiasa belajar”.
G.
METODA MENUNTUT ILMU
1.
Qira’ah wal kitabah (ََQs.96:1-5)
2.
At-ta’allum, Al-ilmu bi
tta’alumi (mukhtarul hadits) “Ilmu itu didapat dari belajar.”
3.
Bertanya ( as-su’aalu)
pada ahlinya (Qs. 16:43).
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas ilmu
yang paling asasi adalah ilmu tauhidullah, yaitu ilmu yang menjelaskan tentang
tidak shahnya amal kecuali jika dilandasi oleh penetapan keyakinannya bahwa hanya
Allah saja yang harus diikuti, dita’ati atau diibadahi. Sebagaimana firman
Allah didalam QS. 6:88/QS. 98:5/QS. 3:64/ 4:124.
Daftar Pustaka :
1
: M.yunus, kamus arab-indonesia
2
: Jurzani, at ta’rifat
3
: Kitab tsalatsah al usul halaman 7
0 comments