MA’RIFATUL HIJRAH Bagian 1
a.
Muqadimah
Allah
SWT berfirman:
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا
وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ ءَاوَوْا وَنَصَرُوا
أُولَئِكَ هُمُ ا لْمُؤْمِنُونَ حَقًّا
لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (74)
"Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi
pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni`mat) yang mulia.
(Qs. 8:74).
Hijrah
adalah amal Islam yang diperintahkan oleh Allah dan sunnah Rasulullah dalam
perjuangan. Kini perintah itu dilalaikan bahkan tidak dikenal oleh umat Islam.
Padahal Hijrah adalah pembuktian keimanan seseorang bahwa ia benar-benar mu’min
(Qs. 8:74) dan menjadi salah satu tahapan amal untuk mendapatkan rahmat Allah
(Qs.2:218), sekaligus jalan untuk meraih kesuksesan dan kemenangan Islam (Qs.9:
20). Mengingat pentingnya hal ini,
kiranya hijrah perlu mendapat pembahasan
tersendiri.
1. Makna kata hijrah dalam al-quran.
Pengertian hijrah menurut bahasa berarti meninggalkan.
Pengertian ini terdapat dalam beberapa ayat berikut ini :
a. Meninggalkan dalam waktu yang lama
“Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada ilah-ilahku, hai Ibrahim?
Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku
buat waktu yang lama".(Q.s. 19:46 ).
b. Meninggalkan perbuatan dosa
وَالرُّجْـزَ فَاهْـجُرْ (74:
5)
“Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, (Q.s. 74:5).
c. Meninggalkan istri dari tempat
tidurnya:
…..وَهْـجُرُوهُـنَّ فِى ا لْمَضَاجِع ….
“Dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, (Qs. 4:34).
d. Meninggalkan Al-Qur’an
وَقَالَ الرَّسُوْلُ يَارَبِّ
اِنَّ قَوْمِى التَّخَذُوا هـذَا ا
لْقُرْآنَ مَهْـجُورَا
“Dan Rasulullah berkata: Ya Rabbi! Sesungguhnya kaumku
menganggap al-Qur’an ini menjadi sesuatu yang tidak diacuhkan.” (Q.s. 25:30)
e. Meninggalkan tempat menuju
tempat lain
فَا الذين هاجروا واخرجـوا من
ديارهم
Maka orang-orang yang berhijrah,
yang diusir dari kampung halamannya” (Q.s. 3:195).
2. Kata kata dalam
al-quran yang sepadan dengan hijrah
Beberapa arti kata hijrah, terdapat kesamaan arti dengan kata al-Ijtinab dan al-Bara’ah.
Dapat dikatakan, bahwa praktek hijrah ada pada kata ijtinab dan bara’ah.
a. Al-Ijtinab
(1).Menjauhi diri dari menyembah berhala.
Sebagaimana firman Allah di bawah
ini:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ ءَامِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ
الْأَصْنَامَ(35)رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ
تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ(36)
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Rabbi, jadikanlah
negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku
daripada menyembah berhala-berhala. Ya Rabbi, sesungguhnya berhala-berhala itu
telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang
mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa
yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.(Q.s. 14: 35-36).
(2).Menjauhi thoghut dan
kembali kepada Allah
Sebagaimana firman Allah dibawah
ini:
وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا
الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَى
فَبَشِّرْ عِبَادِ(17)
“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan
kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita
itu kepada hamba-hamba-Ku, (Q.s. 39: 17).
Perhatikan pula: Q.s. 16: 36:
وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ
عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ(36)
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu".
(3).Menjauhi dosa
besar dan perbuatan keji
Sebagaimana firman Allah di bawah
ini:
وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ
كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ(37)
“Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan
perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi ma`af.(Q.s.
42:37)
Perhatikan pula:
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ
كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ
الْمَغْفِرَةِ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ
أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ
أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى(32)
“(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang
selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas
ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan) mu ketika Dia menjadikan
kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah
kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang
bertakwa.(Q.s.53:32).
(4).Menjauhi perbuatan yang melanggar syariah
Sebagaimana firman Allah di bawah
ini:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ
مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ(90)
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan.(Q.s.5: 90)
Dari
ayat-ayat di atas dapatlah kita fahami bahwa kata al-Ijtinab terdapat
kesamaan arti dengan kata hijrah. Serta apa-apa yang harus dijauhi , berupa berhala,
thoghut, dosa besar, perbuatan keji dan pelanggaran syari’ah Islam.
b. Al-Bara’ah .
Kata hijrah juga memiliki
arti kata yang sepadan dengan al-Bara’ah dan keterkaitannya yang harus
dibara’ahi (pembebasan diri).
(1).Membebaskan diri dari hawa nafsu
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي
غَفُورٌ رَحِيمٌ(53)
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali yang dirahmati oleh Rabbku.
(Q.s. 12: 53).
(2).Melepaskan diri dari tanggung
jawab kepemimpinan
إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ
اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ
الْأَسْبَابُ(166)وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً
فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ
أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ(167)
“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari
orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala
hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang
mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan
erlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami."
Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi
sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka.
(Q.s.2 : 166-167).
(3).Berlepas diri dari musuh Allah dan
keterikatan pada sitem berhalaisme
بَرَاءَةٌ
مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى الَّذِينَ عَاهَدْتُمْ
مِنَ الْمُشْرِكِينَ(1)
“(Inilah pernyataan) pemutusan perhubungan dari
Allah dan Rasul-Nya(yang dihadapkan) kepada orang-orang
musyrikin yang kamu ( kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian
(dengan mereka). (Q.s. 9: 1)
(4).Tidak mengakui ada tandingan (ilah
lain) disamping Allah dan berlepas diri dari kemusyrikan
قُلْ أَيُّ شَيْءٍ أَكْبَرُ
شَهَادَةً قُلِ اللَّهُ شَهِيدٌ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَذَا
الْقُرْءَانُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ
مَعَ اللَّهِ ءَالِهَةً أُخْرَى قُلْ لَا أَشْهَدُ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَهٌ
وَاحِدٌ وَإِنَّنِي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ(19)
“Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?"
Katakanlah: "Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur'an
ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan
kepada orang-orang yang sampai Al Qur'an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu
mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?" Katakanlah:
"Aku tidak mengakui". Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan
Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu
persekutukan (dengan Allah)".(Q.s. 6:19)
(5).Berlepas diri dari amal ibadah,
program dan sitem yang bertentangan dengan Islam.
وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي
عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ
مِمَّا تَعْمَلُونَ(41)
“Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku
pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku
kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".(Qs.
10:41).
(6).Melepaskan diri dari mengabdi selain Allah (thogut)
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا
بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ
وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى
تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ
لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ رَبَّنَا
عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ(4)
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan
orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
"Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah
selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu
permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah
saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan
memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu
(siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Rabb kami, hanya kepada
Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya
kepada Engkaulah kami kembali, (Q.s. 60: 4)
Perhatikan
lagi Qs. 43: 26.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ(26)
Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah”.
(43:26).
3. Pengertian Hijrah
Setelah memperhatikan uraian diatas, maka dapat ditarik pengertian,
bahwa Hijrah adalah sebuah upaya untuk meninggalkan, menjauhi dan melepaskan
diri dari sistem jahiliyah menuju sistem Allah
المُـهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ
مَانَهَى اللهُ عَـنْـهُ (متفـق عـليه)
“Seorang muhajir adalah orang-orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah kepadanya.”
(HR. Bukhari - Muslim).
Pada prakteknya hijrah ini, adalah mujahadatun
nafs untuk meninggalkan apa-apa yang dilarang, diharamkan oleh Allah,
perbuatan yang mungkar dan keji, walau sudah mendarah daging dengan dorongan
iman, ditinggalkannya. Dari yang kecil sampai yang besar. Inti hijrah adalah memisahkan yang hak dari yang bathil, supaya
tidak terjadi talbis (pencampuran).
Bersambung Ke MA’RIFATUL HIJRAH Bagian 2
0 comments