Tujuan penciptaan manusia
Allah
SWT telah menegaskan bahwa, Ia menciptakan manusia tidaklah dengan main-main
tetapi dengan tujuan yang hak. Dengan diberi tugas dan kewajiban yang akan
dimintai pertanggung jawaban.
Sebagaimana
Firman Allah di bawah ini:
أَفَحَسِبْتُمْ
أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ(115)
“Maka apakah kamu mengira, bahwa
sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami?”. (23:115)
Tujuan penciptaan manusia adalah
mengabdi kepada-Nya, dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-larangan-Nya.
Allah berfirman:
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ(56)
"Dan tidaklah Kami ciptakan jin
dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku”. (51:56).
f. Fungsi
dan Tugas manusia di bumi
1. Fungsi Manusia
Fungsi manusia
adalah sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana firman-Nya:
وَإِذْ قَالَ
رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً …
"Ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para
Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan manusia di muka bumi sebagai
khalifah”. (2:30).
Arti khalifah fil ardhi adalah
mandataris Allah untuk melaksanakan hukum-hukum dan merealisasikan
kehendak-kehendak-Nya di muka bumi. Manusia telah dipilih Allah sebagai
khalifah-Nya. Untuk melaksanakan fungsinya itu, Allah mengajarkan manusia ilmu
(Asmaun kullaha)..
2. Tugas Manusia
Tugas manusia adalah memelihara amanah
yang Allah pikulkan kepadanya, setelah langit, bumi dan gunung enggan
memikulnya.
إِنَّا عَرَضْنَا
الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ
يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ
ظَلُومًا جَهُولًا(72)
“Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan menghianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh”. (33:72).
Amanat Allah itu adalah berupa tanggung
jawab memakmurkan bumi dengan
melaksanakan hukum-Nya dalam kehidupan manusia di bumi ini. Sebagaimana yang
Allah tegaskan kepada nabi Daud as.
يَادَاوُدُ إِنَّا
جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا
تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ
عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ(26)
“Hai Daud, sesungguhnya Kami telah mengangkatmu sebagai khalifah di
bumi, maka hukumilah manusia dengan hak (wahyu Allah) dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu yang menyebabkan kamu tersesat dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang sesat dari jalan Allah akan mendapat siksa yang berat
akibat mereka melupakan hari pembalasan”.(38:26).
Untuk menunaikan tangggung jawab yang
dipikulkan kepadanya ini manusia harus mengerahkan segala potensi (baik
internal dan ekternal) yang ada pada dirinya, dan harus sanggup berkorban
dengan jiwa dan hartanya. Dengan pengerahan potensi dan kesanggupan berkurban,
maka tugas dan peran manusia untuk mewujudkan kekhalifahan dan menegakkan
hukum-Nya pasti akan dapat terwujud.
Adapun manusia yang tidak mau melaksanakan
tugas enggan merealisasikan tugas dan perannya, maka ia adalah manusia yang
jahil (bodoh) dan dzalim.
Sebagaimana yang disinyalir oleh Allah
SWT: “Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh”. (33:72).
0 comments