Monday, 10 April 2017

MA’RIFATUL INSAN (Tujuan Penciptaan Manusia)

Tujuan penciptaan manusia

Allah SWT telah menegaskan bahwa, Ia menciptakan manusia tidaklah dengan main-main tetapi dengan tujuan yang hak. Dengan diberi tugas dan kewajiban yang akan dimintai pertanggung jawaban. 
Sebagaimana Firman Allah di bawah ini:

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ(115)

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”. (23:115)

Tujuan penciptaan manusia adalah mengabdi kepada-Nya, dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ(56)

"Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku”. (51:56).









f.  Fungsi dan Tugas manusia di bumi

 

1.      Fungsi Manusia


Fungsi manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana firman-Nya:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً …
"Ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan manusia di muka bumi sebagai khalifah”. (2:30).

Arti khalifah fil ardhi adalah mandataris Allah untuk melaksanakan hukum-hukum dan merealisasikan kehendak-kehendak-Nya di muka bumi. Manusia telah dipilih Allah sebagai khalifah-Nya. Untuk melaksanakan fungsinya itu, Allah mengajarkan manusia ilmu (Asmaun kullaha)..

2.      Tugas Manusia


Tugas manusia adalah memelihara amanah yang Allah pikulkan kepadanya, setelah langit, bumi dan gunung enggan memikulnya.
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا(72) 
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan menghianatinya, dan dipikullah amanat  itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh”. (33:72).
Amanat Allah itu adalah berupa tanggung jawab memakmurkan bumi  dengan melaksanakan hukum-Nya dalam kehidupan manusia di bumi ini. Sebagaimana yang Allah tegaskan kepada nabi Daud as.
يَادَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ(26)
“Hai Daud, sesungguhnya Kami telah mengangkatmu sebagai khalifah di bumi, maka hukumilah manusia dengan hak (wahyu Allah) dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu yang menyebabkan kamu tersesat dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang sesat dari jalan Allah akan mendapat siksa yang berat akibat mereka melupakan hari pembalasan”.(38:26).
Untuk menunaikan tangggung jawab yang dipikulkan kepadanya ini manusia harus mengerahkan segala potensi (baik internal dan ekternal) yang ada pada dirinya, dan harus sanggup berkorban dengan jiwa dan hartanya. Dengan pengerahan potensi dan kesanggupan berkurban, maka tugas dan peran manusia untuk mewujudkan kekhalifahan dan menegakkan hukum-Nya pasti akan dapat terwujud.
 Adapun manusia yang tidak mau melaksanakan tugas enggan merealisasikan tugas dan perannya, maka ia adalah manusia yang jahil (bodoh) dan dzalim. 

Sebagaimana yang disinyalir oleh Allah SWT: “Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh”. (33:72).


Load disqus comments

0 comments