Monday, 13 March 2017

Mengenal AL-QUR’AN


MUQADDIMAH
·    Hidup di bawah naungan Al-Qur'an adalah suatu nikmat. Nikmat yang tidak akan dimengerti kecuali oleh yang merasakannya. Nikmat yang mengangkat harkat dan usia manusia, menjadikannya diberkahi dan mensucikannya. (Quthb, Sayyid. 1992).
·     Nikmat yang paling besar, mulia dan sempurna adalah dikaruniakannya Al-Qur'an kepada umat manusia sebagai bukti kasih sayang (Rahmat) Alloh untuk menjadi pedoman hidup agar selamat di dunia dan di akhirat. (Q.S. 5/3,  10/57-58,  45/20).
·     Tujuan Al-Qur'an diturunkan adalah untuk kemaslahatan umat manusia di dunia dan di akhirat, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Q.S. 7/52.
·     Tidak ada alternatif lain untuk mencapai keselamatan dunia akhirat dan terhindar dari kesesatan hidup kecuali mencintai dan berpegang teguh terhadap Al-Qur'an. Q.S. 2/165, 43/43.
Rasululullah Saw. Besabda:
تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما كتاب الله وسنة نبيه (رواه ابن عبد البر)

PENGERTIAN AL-QUR’AN
A.      PENGERTIAN MENURUT BAHASA (ETIMOLOGI)
·      Menurut Al-Lihyani, kata Al-Qur’an merupakan kata jadian (mashdar) dari kata dasar قرأ (membaca) sebagaimana kata رزحان dan غفران.  Kata ini kemudian dijadikan nama bagi firman Alloh yang diturunkan kepada nabi kita, Muhammad SAW. Penamaan ini termasuk dalam kategori “tasmiyatul maf’ul bil mashdar” (penamaan isim maf’ul dengan isim mashdar). Dia merujuk kepada firman Alloh Surat Al-Qiyamah (75):17-18. (Anwar, Rosihon, Drs, M.Ag. Ulumul Qur’an, hal. 29). Kata  قرأنه  dalam  ayat tersebut artinya “bacaannya”.
·      Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Dr. Subhi Al-Shalih dan Manna’ Al-Qaththan dalam kitab Mabahits Fii Uluumil Qur’an.  Pendapat tersebut di atas merupakan pendapat yang paling kuat.

B.      PENGERTIAN MENURUT ISTILAH (TERMINOLOGI):
1.       Menurut Terminologi Para Ulama :
·   Al-Qur’an adalah Kalam Alloh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang bernilai ibadah dengan membacanya.”  (Al-Qaththan, manna.Hal. 21).
·  Al-Qur'an adalah Kitab Alloh Azza wa Jalla yang diturunkan baik lafadz maupun maknanya kepada Nabi terakhir, Muhammad SAW, diriwayatkan secara mutawatir, yakni dengan penuh kepastian dan keyakinan serta ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Naas.  (Abu Syahbah. Al-Madkhal li Dirasat Al-Qur'an Al-Karim. Hal. 7).

2.       Menurut Terminologi Al-Qur'an :
·   Al-Qur’an adalah Petunjuk (pedoman hidup) bagi manusia dan penjelasan atas petunjuk tersebut serta sebagai Furqon (Pembeda antara yang hak dan batil). Q.S. 2/185.
·   Al-Qur’an adalah aturan (wahyu) yang datangnya dari Alloh yang tidak boleh diragukan lagi kebenarannya yang mutlak. (Q.S.2/2,  2/147, 15/9).
o  Riddah (keluar dari Islam) itu terbagi 3 bagian: I’tiqodat (keyakinan), Af’al (perbuatan), dan Aqwal (perkataan). Dan setiap bagiannya terbagi menjadi beberapa cabang yang banyak. Diantara  bagian yang pertama (Riddatul I’tiqodat) adalah ragu-ragu terhadap Alloh, Rosul-Nya, Al-Qur'an, Hari Akhir, Syurga, Neraka, Pahala dan siksa, dan sebagainya yang telah disepakati (atas kebenarannya). (Nawawi, Muhammad. Mirqatu shu’udi al-Tashdiq. Hal. 9-10. 1358).
·    Al-Qur’an adalah Kitab yang diturunkan oleh Alloh yang diberkati yang wajib diikuti oleh setiap mukmin dan haram mengikuti selainnya.  Q.S. 6/155,  7/3.

Penjelasan :
-    (Q.S. 6/155)à Alloh Ta’ala memotivasi hamba-hamba-Nya untuk mengikuti kitab-Nya dan menyuruh mereka merenungkan, mengamalkan dan mengajak orang lain kepadanya.  Alloh menyifati Al-Qur'an dengan berkah di dunia dan di akhirat bagi orang yang mengikuti dan mengamalkannya karena Al-Qur'an merupakan tali Alloh yang kuat.  (Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jilid II hal. 320).
-    (Q.S. 7/3)à Ikutilah jejak Nabi yang ummi yang membawa kepadamu kitab yang diturunkan dari Tuhan dan Pemilik segala perkara. “Dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya.” Maksudnya: Janganlah kamu keluar dari Al-Qur'an yang dibawanya itu untuk menuju ke hukum lain.  (Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad. Jilid II hal. 336).

3.       Menurut Istilah Ma’ani :
·      Al-Qur'an adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang berilmu. Q.S. 29/49.
Penjelasan: Al-Qur'an ini merupakan ayat-ayat yang jelas dalam menunjukkan kebenaran, mengandung perintah, larangan, dan berita yang dipelihara oleh para ulama. Alloh membuat mereka mudah untuk menghafal, membaca, dan menafsirkannya (memahaminya). (Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad. Jilid III hal. 739).

PERINTAH MEMBACA, MEMAHAMI DAN MENGAMALKAN AL-QUR’AN

  • Perintah membaca dan membacakan Al-Qur’an. (Q.S.96/1-5,  29/45,  35/29,  3/164, 2/121).
وعن ابن مسعود ر.ع. قال: قال رسول الله ص.ع.و.: من قرأ حرفا من كتاب الله فله حسنة والحسنة بعشر امثالها لا اقول الم حرف ولكن الف حرف ولام حرف وميم حرف (رواه الترمذي).
Ø  Diriwayatkan oleh Ibnu Masud ra. ia berkata, Rasul saw. bersabda: "Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka ia akan memperoleh kebaikan. Dan kebaikan itu berlipat sepuluh kali. Aku tidak mengatakan, Alif Laam Miim satu huruf, akan tetapi, Alif adalah satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf. (H. R. Tirmizi. Nomor: 3075).


  •         Perintah untuk mempelajari dan memahami Al-Qur'an dan celaan terhadap orang yang suka membaca Al-Qur’an tapi tidak mempelajari dan memahami isinya (Q.S. 47/24, 4/82,  2/88,  7/179).
Ø  Penjelasan Q.S. 47/24 :
    Alloh swt. memerintahkan untuk mentadabburi Al-Qur'an dan memahaminya serta melarang berpaling darinya. Oleh karena itu Alloh swt. berfirman: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan (memahami) Al-Qur'an, atau di dalam hati-hati mereka terdapat beberapa kunci?” Maka, hati itupun menjadi tertutup rapat, tidak ada satupun dari makna-makna Al-Qur'an yang dapat memasuki hatinya. (Nasib Ar-rifa’i, Muhammad. 1989), (Al-Qurtuby)

Ø  Orang yang tidak memahami Al-Qur'an adalah orang munafik dan orang dhalim. Q.S. 4/78,  18/57.

Ø  Dari Utsman ra., Nabi saw. bersabda:
خيركم من تعلم القران وعلمه (رواه البخاري)
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori).

·         Perintah mengikuti dan berpegang teguh pada Al-Qur’an.  (QS. 6/106,  6/155,  43/43).
Ø  Dari Abi Musa ra., Nabi saw. bersabda:
تعاهدوا القران فو الذي نفسي بيده لهو اشد تفصيا من الابل في عقلها (رواه البخاري)
“Berpegangteguhlah kepada Al-Qur'an, maka demi Dzat yang jiwaku ada di dalam genggaman-Nya, sungguh Al-Qur'an itu akan lebih cepat terlepas daripada unta yang terlepas dari tali kendalinya. (HR. Bukhori).

NAMA-NAMA DAN FUNGSI-FUNGSI Al-QUR’AN
1.       Al-Huda                                : Petunjuk  Q.S. 2/2,  2/185
2.       Al-Furqon                            : Pembeda antara yang hak dan yang batil  Q.S. 25/1
3.       Al-Hukmu                            : Hukum, peraturan, undang-undang  Q.S. 13/37
4.       Al-Haq                                  : Kebenaran  Q.S. 22/54
5.       Al-Mau’idhoh                    : Pelajaran  Q.S. 10/57
6.       Adz-dzikru                          : Peringatan  QS. 15/9
7.       Ar-Ruh                                  : Yang menghidupkan hati  Q.S. 42/51-52
8.       Al-Bayan                              : Penjelas  Q.S. 2/185,  3/138, 16/89
9.       Asy-syifa                              : Obat penyakit hati Q.S. 10/57, Q.S 17/82
10.   Al-Basyir wal-Nadzir        : Pembawa kabar gembira dan peringatan  Q.S. 41/4-3
11.   Al-Mubarok                        : Penuh dengan berkah  Q.S. 38/29
12.   Al-Mizan                              : Neraca keadilan, timbangan  Q.S. 42/17              


KEDUDUKAN AL-QUR’AN DALAM KEHIDUPAN
·           Al-Qur’an sebagai sumber ilmu.
Q.S.16/43,  18/109,  7/52,  29/43,  3/7 ,  4/162,  22/54,  31/27.

·            Al-Qur'an sebagai sumber hukum (Aqidah, Syari’ah, Ibadah/Akhlak).  
Q.S. 13/37,  4/105,  5/49-50,  10/37.

·            Al-Qur'an sebagai pedoman hidup dan sebagai dasar yang pertama dalam menetapkan sesuatu.
Q.S. 7/203, 45/20,  49/1.

·            Al-Qur'an sebagai dasar perjuangan Islam.
Q.S. 25/52

·            Al-Qur'an sebagai wasilah untuk mendapatkan hidayah (mengeluarkan manusia dari jahiliyah kepada Islam). 
Q.S. 5/16.



MU’JIZAT DAN KEUTAMAAN AL-QUR’AN 

Pengertian Mu’jizat
Kata mu’jizat diambil dari bahasa Arab a’jaza-i’jazan yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya (yang melemahkan) dinamakan mu’jiz dan fihak yang mampu melemahkan fihak lain sehingga mampu membungkan lawan, dinamakan mu’jizat. Tambahan ta’ marbuthah pada akhir kata itu mengandung makna mubalaghah (superlative).  Manna’ Al-Qaththan mendefinisikannya demikian: “Suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan disertai dengan unsur tantangan dan tidak akan dapat ditandingi.” (Anwar, Rosihon, Drs, M.Ag. Hal. 189-190)

Aspek-aspek Mu’jizat Al-Qur’an
1. Gaya bahasa, redaksi dan susunan kalimatnya yang sangat indah dan luar biasa yang tidak bisa ditandingi oleh siapapun dan kapanpun.  Q.S. 2/23,  17/88,  11/13.
2.  Kandungan hukumnya yang sangat sempurna, solusinya sangat tepat, relevan sampai akhir zaman, dan bersifat universal. Q.S. 6/115
3.   Berita tentang hal-hal ghaibnya terbukti. Q.S. 30/1-5,  10/92, 28/85
4.   Mengandung isyarat-isyarat ilmiah.  Q.S. 10/5,  6/125,  75/4,  12/94,  2/233,  75/14, 4/56.

Keutamaan Al-Qur’an
·      Al-Qur'an mencakup segala aspek kehidupan.  Q.S. 16/89,  12/111.
Ibnu Mas’ud berkata: “Segala ilmu dan segala hal telah dijelaskan kepada kami di dalam Al-Qur'an ini. Al-Qur'an mencakup segala ilmu yang bermanfaat berupa kisah masa lalu, pengetahuan tentang apa yang akan terjadi, segala yang dihalalkan dan yang diharamkan.”  (Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad. Jilid II hal. 1055).
·      Keagungan nilai-nilai Al-Qur'an dan ketinggian martabatnya melebihi kekuatan dan ketinggian gunung.  Q.S. 59/21.
Alloh SWT berfirman guna mengagungkan perkara Al-Qur'an dan menjelaskan ketinggian martabatnya. Dan sudah selayaknya hati manusia tunduk kepadanya dan bergetar ketika mendengarnya, mengingat di dalamnya terdapat janji yang benar dan ancaman yang keras. “Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Alloh.” Yaitu bilamana gunung, walaupun keras, kasar dan tuli, akan tetapi kalau saja dia mendengar dan memahami Al-Qur'an ini, kemudian mentadabburi kandungannya, pastilah dia akan tunduk dan bergetar karena beratnya dan karena takutnya kepada Alloh.  (Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad. Jilid IV hal. 660).

·      Al-Qur'an memiliki kekuatan dan pengaruh yang luar biasa untuk melakukan perubahan. Q.S. 13/31
Ø  Sesungguhnya tidak ada hujjah dan mukjizat yang lebih efektif dan menyentuh penalaran serta paling berpengaruh terhadap jiwa selain Al-Qur'an. (Nasib Ar-Rifa’i, Muhammad. 1989).
Ø  Al-Qur'an ini adalah mukjizat Nabi Muhammad yang terbesar, karena di dalamnya penuh berisi hikmah, petunjuk dan pengajaran untuk memperbaiki diri seseorang dan masyarakat umumnya. Bangsa Arab yang masih biadab dan hidup dalam kacau balau dan bermusuh-musuhan, bahkan berperang-perangan sesamanya, dalam masa kurang lebih 23 tahun saja, mereka menjadi umat yang berperadaban tinggi dan hidup dalam kerukunan dan kedamaian, menjadi satu umat yang kuat. Dan tak ada kitab bacaan mereka, selain daripada Al-Qur'an ini. Sungguh pengaruh Al-Qur'an itu besar sekali untuk memperbaiki budi pekerti dan masyarakat umumnya, bahkan untuk melahirkan umat yang telah mati menjadi umat yang hidup dan berkemajuan tinggi, tetapi ini bagi orang-orang yang mau memperhatikan isinya dan mengambil pelajaran daripadanya. (Yunus, Mahmud, Prof.Dr. 1985)

·      Al-Qur'an adalah konsep kehidupan yang terbaik:
Ø  Sebaik-baik dan sebenar-benar Hadits. Q.S. 39/23,  4/87.
Ø  Sebaik-baik Qaul. Q.S. 41/33.
Ø  Sebaik-baik Tafsir. Q.S. 25/33.
Ø  Sebaik-baik Ta’wil. Q.S. 4/59.
Ø  Sebaik-baik kisah. Q.S. 12/3.

KEUTAMAAN ORANG YANG MENGAMALKAN AL-QUR’AN
·      Wajib hukumnya mengamalkan Al-Qur'an. Q.S. 28/85
·      Konsekwensi seorang mu’min/muslim adalah siap mengamalkan Al-Qur'an. 24/51
·      Balasan orang yang mengamalkan Al-Qur'an.  Q.S. 2/25
·      Ancaman terhadap orang yang tidak mengamalkan Al-Qur'an. Q.S. 62/5

SIKAP DAN SIFAT ORANG MU’MIN TERHADAP AL-QUR’AN
·         Membacanya dengan bacaan yang sebenarnya dan tidak ingkar. Q.S. 2/121.
·     Bertambah iman, menyungkur bersujud, mengangis, dan bertambah khusyu’ apabila dibacakan ayat-ayatnya. Q.S. 8/2, 17/107-109.
·         Siap mendengarkan dan siap mentaatinya. Q.S. 7/204,  24/51, 39/18,
·         Menerima Al-Qur'an secara utuh dan menyeluruh. Q.S. 2/85,  4/150-151.
·         Merasa cukup dengan Al-Qur'an sebagai rahmat dan pelajaran. Q.S. 29/51
·         Merasa sebagai rahmat dan kemuliaan yang sangat besar. Q.S. 28/86-87, 43/44
·         Menyungkur bersujud/tidak sombong, apabila diperingatkan dengan Al-Qur'an. Q.S. 32/15.
·         Berpegangteguh terhadap Al-Qur'an dengan kuat. Q.S. 2/63,  2/256.

SIKAP DAN SIFAT ORANG KAFIR TERHADAP AL-QUR’AN
·         Ragu-ragu terhadap Al-Qur'an. Q.S. 22/55
·         Tidak percaya. Q.S. 16/104,  8/32.
·         Tidak mau mendengar dan berbuat gaduh/hiruk pikuk. Q.S. 41/26
·         Sombong/tidak mau tunduk. Q.S. 84/21
·         Berpaling dan berkata keji terhadapnya. Q.S. 23/64-67
·         Berpaling, sombong, berpura-pura tidak mendengarkannya.  Q.S. 31/7.
·      Menganggap sebagai cerita bohong (dongeng) dan melarang orang lain mendengarkannya. Q.S. 6/25-26.
·         Minta diganti dengan yang lain. Q.S. 10/15.
·         Mengacuhkannya. Q.S. 25/30.
·         Ingkar. Q.S. 29/47.
·         Mendustakan. Q.S. 78/28,  2/39.
·         Membantah. Q.S. 18/56.
·         Bermain-main. Q.S. 21/2,  44/9, 
·         Lari dari Al-Qur'an. Q.S. 17/41.
·         Memutarbalikan ayat. Q.S. 3/78
·         Mendengar tapi tidak mau taat. Q.S. 2/93

ANCAMAN BAGI ORANG YANG TIDAK MAU MENEGAKKAN AL-QUR’AN
·         Tidak dipandang beragama orang yang tidak menegakkan/memperjuangkan Al-Qur’an. (Q.S. 5/68).
“Ketika Rasulullah saw. Diperintahkan untuk menyampaikan kepada mereka bahwa mereka tidak dipandang beragama, beraqidah, atau beriman sama sekali. Bahkan pada dasarnya mereka tidak memiliki pijakan sama sekali. Ketika Rasulullah saw. Diperintahkan untuk menghadapi mereka dengan  sikap tegas ini, mereka membaca kitab-kitab mereka dan memperlihatkan sifat mereka sebagai orang-orang Yahudi atau Nasrani, seraya mengatakan: Sesungguhnya kami orang-orang yang beriman. Tetapi apa yang harus disampaikan Nabi saw. kepada mereka itu tidak mengakui pengakuan mereka sama sekali, karena agama bukan kalimat yang diucapkan dengan  lisan, bukan kitab yang dibaca, dan bukan pengakuan yang didakwakan. Tetapi agama adalah sistem kehidupan. Sistem yang meliputi aqidah yang mengalir di dalam hati nurani, ibadah yang tercermin dalam berbagai syi’ar, dan ibadah yang termanifestasi dalam penegakan system kehidupan seluruhnya atas dasar system ini. Karena ahli kitab tidak menegakkan agama di atas prinsip-prinsip ini maka Rasulullah saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada mereka bahwa mereka tidak dipandang beragama sama sekali.” (Quthb, Sayyid. 2002).

ANCAMAN DAN AKIBAT ORANG YANG MENUTUP DIRI DAN BERPALING DARI AL-QUR’AN
1.       Alloh akan mengunci mati hatinya.  Q.S. 2/88

“Dan mereka berkata: “Hati kami tertutup.” Namun sebenarnya Alloh telah melaknat mereka karena kekafiran mereka, maka sedikit sekali mereka yang beriman.” Mereka menceritakan ihwal keadaan hati mereka sendiri yang tertutup. Yakni, “hati kami sudah penuh dengan berbagai ilmu pengetahuan sehingga tak lagi dapat memuat informasi yang ada padamu, hai Muhammad”. Karena demikian penuhnya, maka seolah-olah hati itu ditutup dan dikunci untuk menjaga segala isinya sehingga apapun yang kamu katakan tidak dapat menembusnya. Hal itu senada dengan Firman Alloh Ta’ala, “Mereka berkata: Hati kami dalam keadaan tertutupi dari apa yang kamu serukan kepada kami.” (Q.S. 41/5).  (Nasib Ar-rifa’i, Muhammad. 1989).

2.       Akan diberikan syetan sebagai teman setia Q.S. 43/36.
3.       Memikul dosa yang sangat besar. Q.S. 20/99-100.
4.       Dimasukkan ke dalam adzab yang sangat berat. Q.S. 72/17





               



.



Load disqus comments

0 comments