Thursday, 16 March 2017

Bagai Mana Cara Untuk Mengenal Allah Dengan Benar


MA’RIFATULLOH


I.    Muqoddimah
·      Proses ma’rifatulloh Ibrahim A.S. Q.S. 6/75-79, 2/260.
·      Proses ma’rifatulloh Musa A.S. Q.S. 2/55, 7/143.
·      Dialog Ibrohim A.S. dengan Raja kafir ( Namrudz) tentang hakikat Allah SWT. Q.S. 2/258
·      Bukti adanya Allah berupa tindakan. Q.S. 105/1-5, 106:1-4, 3/37,  8/9.

II.   Cara mengenal (makrifat) kepada Alloh :
  1. Dengan Qouliyah (Perkataan/wahyu) Allah. Q.S. 2/23, 17/88, 10/37-38.
     Dengan jalan mengenal wahyu Alloh (Al-Qur'an) yang tidak ada seorang atau sekelompok orang, bahkan seluruh umat manusia dan Jin yang sanggup menandinginya (2/23, 17/88), maka seorang manusia akan dapat mengenal Alloh bahwa Dia itu benar-benar ada (wujud), Maha Berbicara (Kalam), Maha Menetapkan Hukum (al-Hakam) untuk mengatur hidup dan kehidupan manusia dunia/akhirat, buktinya adalah Al-Qur'an yang tak tertandingi oleh siapapun, bahwa Al-Qur'an adalah ciptaan Alloh, datang dari Alloh, dan sekaligus bukti adanya Alloh. (10/37-38).
  1. Dengan Kauniyah (Tanda-tanda kebesaran) Allah. Q.S. 6/99, 13/3, 24/43, 30/24, 2/22.
     Melalui cara tafakkur dan tadabbur terhadap ayat-ayat Alloh yang terdapat di dalam diri manusia dan di alam semesta dengan mempergunakan akal fikiran yang sehat. Qs. 30/8, 10/101, 3/191, 52/35-36, 38/29, 23/80.
Rosululloh saw bersabda:
تفكروا في خلق الله ولا تفكروا في الله فإنكم لن تقدروا قدره (رواه ابو نعيم)
Artinya: “Fikirkanlah olehmu tentang penciptaan Alloh dan janganlah kamu  memikirkan tentang Dzat Alloh karena kamu tidak akan sanggup menjangkaunya.” (HR. Abu Nu’aim)
Perkataan Imam Syafi’i :
من عرف نفسه فقد عرف ربه
“Barangsiapa mengenal dirinya (dengan benar) maka sungguh ia akan mengenal Robb-nya.”

 Dengan ayat Qouliyah dan kauniyahnya pula kita bisa ma’rifat kepada Allah melalui :

1.      Nama-nama dan Sifat-sifat Alloh ( الاسماء و صفات الله )
Q.S. 7/180, 17/110-111, 59/22-24.
Rosululloh saw. Bersabda:
ان لله تسعة وتسعين اسما من حفظها دخل الجنة وان الله وتر يحب الوتر (رواه ابن ماجه)
Artinya: “Sesungguhnya Alloh Swt. memiliki 99 Nama, barangsiapa yang menjaganya maka ia akan masuk surga, dan sesungguhnya Alloh itu ganjil, Dia menyukai yang ganjil.” (HR. Ibnu Majah).

Dari ke 99 Asma tersebut dapat dirumuskan ke dalam 3 Sifat yang merangkum semua Asma dan Sifat Alloh, yaitu: al-Kholiq, al-Malik, dan al-Hakam. Rumusan tersebut sesuai dengan rumusan tauhid, yakni tauhid Rububiyah, Mulkiyah, dan Uluhiyah.

Alloh Swt. Bersifat al-Kholiq artinya Maha Pencipta. Oleh karena Dia yang Menciptakan alam semesta maka Dialah yang berhak memiliki dan merajai alam semesta ini (bersifat al-Malik). Di dalam mengatur alam semesta ini maka Dia menetapkan hukum yang berupa Al-Qur'an, maka Dia bersifat al-Hakam (Yang Maha Menetapkan Hukum). Hukum tersebut mengatur bagaimana tata cara pengabdian kepada Alloh, al-Kholiq dan al-Malik.

2.      Perbuatan Alloh ( افعال الله ) Q.S. 105/1-5 :
·      Yang mengeluarkan manusia dari perut ibunya. Q.S. 16/78.
·      Menjadikan bumi, langit, gunung dan sungai, buah-buahan. Q.S. 32/4, 13/3
·      Mendatangkan angin. Q.S. 35/9.
·      Memberi rizqi. Q.S. 17/30-31
·      Menggerakkan awan. Q.S. 30/48.
·      Pembuat tipu daya terbaik. Q.S. 3/54.
·      Menghancurkan orang kafir. Q.S.27/51.
·      Yang mengajarkan Al-Qur’an. Q.S. 55/1-4


3.      Kedudukan/Otoritas Alloh ( سلطانية الله )

A.   ALLOH SEBAGAI ROBB (  رَبٌّ  )

            Pengertian Robb secara bahasa
            Asal kata :  ربّ- يرب- ربّا     = Menciptakan, menguasai, mengatur, memelihara.
                                ربّي- يربي- تربية = Mendidik, mengajar

            Penggunaan kata Robb dalam Al-Qur’an
1.         Pencipta                      : Q.S. 10/3, 7/172.
2.         Pengatur                      : Q.S. 9/31, 10/31-32
3.         Pemelihara                  : Q.S. 26/18.
4.         Pemilik                         : Q.S.106/3, 27/91.
5.         Pendidik                       : Q.S. 17/24.
6.         Penguasa tertinggi      : Q.S. 79/24, 27/91.

            Pengertian Robb menurut istilah Al-Qur’an
1.         Pembuat Undang-undang/hukum. Q.S.7/54, 9/31.   bayan hadist At-Tirmidzi.
2.         Robb segala sesuatu. Q.S. 6/164.
3.         Robb yang tidak bisa di bantah. Q.S. 10/31-32.
4.         Robb yang menguasai langit dan bumi. Q.S. 19/65

Dapat digaris bawahi bahwa yang dimaksud dengan Rububiyatulloh adalah bahwa Alloh satu-satunya Robb, yang hanya di tangan-Nyalah kewenangan secara absolut membuat hukum/perundang-undangan.

Bila ada orang yang membuat atau memproduksi hukum di luar wahyu (bersumber dari Al-Qur'an), berarti ia telah mengakui atau memproklamasikan dirinya sebagai Robb tandingan di planet bumi ini. Contoh Fir’aun: Qs. 79/24, 42/21.

 Alloh dengan predikat Robbul ‘alamin, menata alam semesta berdasarkan undang-undang-Nya yang juga disebut dengan istilah sunnatulloh. Alloh dengan predikat Robbunnas, menata manusia dengan memakai undang-undang-Nya yaitu berdasarkan wahyu atau Al-Qur'an.

Penolakan terhadap hukum wahyu yang berdasarkan Al-Qur'an hukumnya kufur, dzalim, fasiq dan musyrik, karena pada hakikatnya adalah sebagai pengingkaran terhadap Rububiyatulloh. Q.S. 5/44,45,47,  9/31.
           
B.      ALLAH SEBAGAI MALIK

Pengertian Malik secara bahasa ( لُغَةً )  :
Malik berasal dari kata :     ملك- يملك- ملكا- وملكا- وملكة- ومملكة  = Memiliki, menguasai, memerintah, merajai .

Istilah Malik dalam Al-Qur'an :
    Yang memiliki. Q.S. 35/13.
    Yang menguasai, pengendali tunggal. Q.S.67/1.
    Yang Merajai dan memerintah. Q.S. 2/258, 27/23.
    Tidak boleh ada sekutu didalam Pemerintahan Allah. Q.S.25/2, 17/112.
    Suksesi pergantian pemerintahan ada di tangan Allah. Q.S. 3/26, sebagi suatu proses pergantian. Q.S. 3/140.

Mulkiyah Allah di alam raya
     Allah sebagai pencipta sekaligus pemilik alam raya, maka Allah sendiri pula yang menguasai dan merajai jagat raya ini. Kerajaan/pemerintahan Allah disebut mulkiyatulloh, wilayahnya meliputi langit dan bumi, wajib diakui dan ditaati oleh manusia. Tidak ada kerajaan atau kedaulatan lain yang boleh diakui dan ditaati. Mengakui adanya keabsahan suatu lembaga pemerintahan diluar lembaga Pemerintahan Alloh (mulkiyatulloh) berarti musyrik (musyrik mulkiyah).

     Mulkiyah Alloh di bumi diproyeksikan dalam bentuk lembaga ulil amri atau khilafah yang pengelolaan dan pengaturannya diserahkan kepada manusia (Rosul/ulil amri). Q.S. 2/30, 4/59.

Perangkat mulkiyah Allah didalam Al-Qur'an.
         Adanya undang-undang / Dustur. Q.S.12/76.
         Adanya hamba/rakyat Qs. 7/158.
         Adanya Balad / tempat. Q.S.27/91, 22/40-41.
         Adanya Aparat / tentara. Q.S. 21/105, 4/59

Perseteruan antara kerajaan/pemerintahan Allah dengan kerajaan/pemerintahan syaithon:
         Nabi Ibrahim A.S. VS Namrudz. Q.S. 2/258, 4/54.
         Nabi Daud A.S. VS Jalut. Q.S.2/251, 38/26.
         Nabi Sulaiman A.S. VS Bilqis. Q.S.27/20-44
         Nabi Musa A.S. VS Fir’aun. Q.S.40/23-38.
         Nabi Isa A.S. VS Herodes. Q.S.4/157.
         Nabi Muhammad SAW VS Abu Jahal. Q.S.96/6-19

C.      ALLAH SEBAGAI ILAH

   Makna ”Ilah” secara bahasa.
Asal kata “ilah”:  اله- يأله- الـها- والهة- والوهة
      Artinya : Cenderung, rindu, Gandrung, Penghambaan, pengabdian    

      Dalam kamus lisanul Arab:
a.      ألهت الي فلان  = saya cenderung pada si Fulan.
b.       أله الرجل يأله  = orang itu mengharapkan seseorang yang mampu menolongnya
c.       أله الرجل الي الرجل = orang ini mencari seseorang karena sangat rindu kepadanya
d.      أله الفصيل  = anak kuda (atau lainnya) tidak mau berpisah dari induknya
e.      أله- الهة و الوهة = menyembah, mengabdi, pengabdian
f.        لاه- يليه- ليها = berlindung, perlindungan.

    Penggunaan menurut istilah Al-Qur’an.
      Al-’Izzu  (العـز)              : Pelindung. Q.S.19/81.
      An-Nashir (النصير )       : Penolong. Q.S. 36/74.
      Al-Hawa (الهوى )           : Nafsu / keinginan. Q.S.45/23, 25/43.
      Al-Ashnam (الأصنام)     : Berhala. Q.S.6/74, 7/138.
      Al-Ma’bud (المعبود)       : Sesembahan. Q.S.36/22-23

         Kandungan kalimat ”  إلـَهٌ
Dari makna-makna ”ilah” diatas dapat disimpulkan bahwa ”ilah” itu terbagi 2, yaitu :
    Ilahul Haq, menurut pandangan Islam misi setiap Rosul adalah menegakkan kalimat tauhid :  لااله الا الله   Q.S.21/25, 6/19.
     Ilahul haq (Alloh) adalah Dzat yang Maha mutlak kebenarannya dan yang memiliki kekuasaan yang tidak terbatas, dimana manusia seluruhnya sangat butuh kepada-Nya dan amat sangat membutuhkan pertolongannya.

     Maka konsekwensi dan realisasi dari pengakuan terhadap ilahul haq tersebut adalah pengabdian dan meminta pertolongan hanya kepada Alloh dan tidak kepada selain-Nya.
    Ajaran ketauhidan atau monotheisme dalam islam yang disebut “Laa Ilaaha Illalloh” adalah suatu konsepsi tertinggi dalam ajaran ketuhanan dan menolak setiap bentuk ideologi dan falsafah ketuhanan ganda (politheisme).

     Konsepsi ilahul haq harus konsisten terhadap hukum wahyu dan pelaksanaannya, tanpanya dinyatakan syirik. Q.S. 1/5

  Ilahul Bathil, adalah sesuatu yang disembah selain Alloh dengan berbagai macam bentuknya.

     Menurut pandangan Islam pendukung ilahul batil tersebut sulit untuk di arahkan, dipimpin dan di bimbing karena hawa nafsu sangat dominan serta menjadi tolak ukur seperti halnya Abu Jahal dan Abu Lahab.  (Q.S.45/25, 25/43).  Oleh karena itu menjadikan ilah selain Allah sangat merugi. Q.S. (10/18, 13/14). Haram mengambil ilah selain Allah dan hukumnya adalah syirik. (Q.S. 17/22).

Wallohu a’lam bish-showab






Load disqus comments

0 comments