Sunday 19 March 2017

Mengenal Arti Kata Iman


Al-iman
الإيمان

Muqaddimah
Iman adalah tiang pancang keislaman,Ruh terhadap dinul islam,iman bagaikan akar kokoh pada sebuah pohon,pondasi bagi setiap bangunan.pohon dan bangunan akan berdiri kokoh & tegak manakala iman tegak.iman yang lurus akan menghasilkan amal yang bersih,sedangkan iman yang sesat akan menumbuhkan amal yang rusak,tanpa iman amal akan tertolak,tanpa iman keislaman tidak dipandang sah,sebagimana yang dikatakan oleh syaikh tajus subkhi dalam irsyadul ‘ibad ila sabili Rasyad

قـَالَ التاج السُبْكِي: الإِسْلاَمُ أَعْمَالُ الْجَوَارِحِ، وَلاَ يَعْتبِرُ إلَِّا مَعَ الإِيْمَانِ والإيمانُ تصْدِيْقُ الْقلْبِ، وَلا يعتبِرُ إلَّاَ مَعَ التَلَفُظِ باِلشهَادَتَيْنِ.
Berkata at-tajus Subki Rh: Islam adalah amalan anggota badan( amalan zhahir ),tidak dipandang sah kecuali diiringi dengan iman,dan tidak dipandang sah keimanan dalam hati melainkan dengan lafazh syahadatain.” )Irsyadul ‘ibad ila sabili rasyad,bab : Iman,Hal.4 Syaikh Zainuddin Abdul Aziz al-Malibary )

Berdasarkan hujjah tersebut bahwa iman memiliki peranan penting dalam amal setiap muslim,dengan demikian keshahihan iman menjadi penting untuk diperhatikan,bagaimana memiliki keshahihan iman tergantung pemahaman dan landsan ilmu yang difahami bagi setiap muslim,dasar utama pemahaman iman berpijak kepada sumber utama yaitu al-qur’an dan sunnah serta af’al par shahabat dan salafus sholih.berikut paparan iman.

I.            Pengertian
a)      Secara bahasa : لغة
ألإيمان اي التصديق
Iman ialah membenarkan


Dalam kamus dijelaskan makna iman ialah :
والإيمان: كَلِمَةٌ جَامِعَةٌ لِلإقْرَارِ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآَخِرِ وَالْقُدْرِ خَيْرُهُ وَشَرُّهُ، وَتَصْدِيْقُ الإِقْرَارُ بِالْقَوْلِ وَالْعَمَلُ بِالْقَلْبِ وَالِّلسَانُ واَلْجَوَارِحِ)
Al-Iman : kalimat yang mencakup tentang pengikraran kepada Allah,malaikatNya,kitab2-Nya,Rasul2-Nya, dan hari Akhir dan taqdir baik-Nya dan buruk-Nya.,membenarkan ucapan maksudnya dengan perkataan,amal dan hati dan lisan serta anggota badan. ( Kamus Mufradat Al-fadz Al-qur’an )


وَيُرَادُ بِهِ إِذْعَانُ النَّفْسِ لِلْحَقِّ عَلَى سَبِيْلِ التَّصْدِيْقِ، وَذَلِكَ بِاِجْتِمَاعِ ثَلاَثَةٌ أَشْيَاءَ: تَحْقِيْقُ باِلْقَلْبِ، وَإِقْرَارُ بِالِّلسَانِ، وَعَمَلُ بِحَسَدِ ذَلِكَ بِالْجَوَارحِ، وَعَلَى هَذاَ قوله تعالى: } والذين آمنوا بالله ورسله أولئك هم الصديقون{

Yang dimaksud iman disini ialah ketundukan jiwa kepada yang haq dengan jalan membenarkan,yang demikian itu dengan berkumpulnya tiga hal: realisasi dengan hati,ikrar dengan lisan, beramal dengan jasad yaitu dengan anggota badan.hl ini seperti firman Allah ta’laa : Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Rasul-Nya,mereka itulah orang yang benar.) ( kamus Mufradat Al-fadzh Al-Qur’an )

b)      Secara syar’i : شرعا
ألإيمان : التَصْدِيْقُ بِاالْقَلْبِ وَالْإِقْرَارُ بِالِّسَانِ وَالْعَمَلُ بِالْأَرْكَانِ
Iman ialah : membenarkan ( perkara keimanan ) dengan hati,dan diiringi dengan pengikraran lisan dan amal dengan anggota badan .
Jika iman ialah membenarkan,maka lawan darinya ialah mendustkan dan mengingkari
Membenarkan ialah sifat mu’min sebaliknya mendustakan sifat kafirin wal munafiqin.


68. dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak[1159] tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir? ( Qs: Al-ankabuut ayat 68)

 II.            Sifat Iman  صفات الإيمان
الإيمان يَزِيْدُ وَ يَنْقُصُ اَمَّا يَزِيْدُ هُ بِا الطَّاعَةِ وَينَـْقُصُ بِاالْمَعْصِيَةِ
Iman itu bertambah dan menurun adapun bertambahnya dengan kethaatan dan berkurangnya dengan adanya maksiat.

III.  Pembagian Iman  أقسام  القران

Menurut Ulama Tauhid.iman berdasarkan nilai pengamalannya terbagi dua macam :
     a)      Iman Idz’ani  إيمان إذعان
Iman Idz’ani ialah iman yang didasari ketundukan jiwa dengan melahirkan kebenaran dari hati serta ketaatan dalam amal berupa menjalan kewajiban-kewajiban yang difardhukan. Iman seperti ini biasa disebut dengan iman hakiki ( Lihat Qs: 2/177,  Qs; 49/15,Qs 8/2-5)

b)      Iman Shuri  إيمان صور
Iman yang tidak disertai ketundukan hati dan ketaatan amal,iman secara penampilan luar,seperti mementingkan atribut luar,dan penyebutan nama saja. Namun meninggalkan peritah agama yang hakiki.Lihat Qs : 6/70,Qs.5/57

IV.            Tuntutan Iman : مقتضيات الإيمان
a)      Mencintai Allah dan Rasul-Nya  محبة الله ورسوله   Qs : 9/ 24, Qs: 2/165
b)      Mendengar & Thaat السمع و الطاعة Qs: 24/51
c)      Tunduk dengan hukum/Ketetapan-Nya تسليما بقضاء الله ورسوله Qs:4/65
d)      Tidak memilih perintah-Nya عدم الخيارة فى امره Qs: 33/36
e)      Loyal kepada Allah,Rasul dan Mu’min الولاء لله ورسوله والمؤمنين Qs: 5/55-56
f)       Berhukum dengan syariat Allah التحكيم بشر يعة الله Qs: 4/60
g)      Mengerjakan amal Sholeh العمل الصالح Qs.4/124.
h)      Berjihad di jalan Allah  الجهاد فى سبيل الله Qs: 49/15
i)       Berjamaah إعتصام با الجماعة   Qs: 3/103
j)       Tdk menyekutukan Allah عدم الشرك Qs: 6/82 penjelas tdk mensekutukan Allah .Qs : 16/36.Qs.4/60


 V. Sifat khas mu’min ( karakteristik mu’min yang haq ).Qs: 8/2-5,Qs;2/177,Qs: 5/54,Qs:23/1-11

a)      Disebut Asma Allah bergetar hatinya
b)      Dibacakan ayat Allah bertambah imannya ( tunduk dan berserah diri )
c)      Menginfaqkan hartanya di jalan Allah
d)      Menegakkan sholat dan memeliharnya
e)      Bertawakal kepada Allah
f)       Mengimani perkara islam tanpa keraguan
g)      Selalu hadir /aktif bermajlis keilsaman ( Rasul ) Qs: 24/62
h)      Menepati janjinya
i)       Khusyu’ dalam sholatnya
j)       Menunaikan amanah
k)      Menjaga kehormatan dirinya
l)       Sabar dalam mushibah dan penderitaan termasuk celaan
m)   Mencintai saudara seiman dan tegas terhadap kaum kafir

                                     VI.   Sebab-Sebab bertambahnya Iman زيادة الإيمان وأسبابها
a)      Dengan ilmu ( pemamahan yang benar dan kuat ) با العلم Qs: 35/28
b)      Merenungi ciptaan Allah بالتد بر فى خلقه Qs:3/190-191
c)      Mengerjakan Perintah2-Nya dan Menjauhi larangan-Nya
 بالإمتال ا لأوامر و اجتنا ب النواهى Qs: 57/28.

               VII.  Konsekwensi Iman

Barangsiapa yang beriman  kepada Allah dengan benar tentunya memiliki konsekwensi yang berat berupa cobaan-cobaan yang datang sebagai bentuk seleksi iman yang benar
a)      Wajib mendapat cobaan dari Allah ,Qs: 29/1-3.Bilal bin Rabah,keluarga amr bin yasir
b)      Selalu mendapat serangan dari musuh-musuh Allah.baik berupa terror mental atau fisik ,Qs: 8/30.Qs:5/59,sebagaimana Rasul dan para shahabat
c)      Selalu diejek,dihina dan dipandang buruk Qs: 83/29-30,Qs: 25/63
d)      Mendapat tekanan dari keluarga berupa pengusiran atau pemutusan hubungan kekeluargaan sebagaimana Nabi Ibrahim dengan orang tuanya .Qs:19/42-47 .Contoh : shahabat Nabi yaitu Mus’ab bin umeir ra

               VIII.    Pengaruh Iman pada diri muslim تأثير الإيمان
a)      Membebaskan jiwa dari penghambaan kepada selain Allah
تَحْرِيْرُ الَّنْفسِ مِنَ اْلعُبُودِيَةِ لِغَيْرِ اللهِ
Qs: 40/62
b)      Membangkitkan semangat jihad
إِنْبِعَاثُ رُوحُ الْجِهَادِ
Qs: 4/78

                             IX.    Manfaat keimanan dalam kehidupan dunia منفعة الإيمان غى الحياة الدنيا
a)      Perlindungan Allah رعاية الله Qs: 2/257,Qs;5/67
b)      Petunjuk Allah هداية الله Qs:64/11
c)      Pertolongan Allah  نصر الله Qs: 40/51
d)      Di berikan kepemimpinan dan kedudukan الإستخلاف و التمكن Qs: 24/55
e)      Diberi keberkahan البر كة Qs : 7/96     Penjelas Qs: 16/112
f)       Ketenangan السكينة و المطمئنة Qs: 13/28,Qs: 48/4
g)      Diberi kehidupan yang baik Qs:16/97

                              X.     Wujud/Realisasi iman تحقيق الإيمان
a)     
Wajib diyakini dalam hati  Qs: 16/106,sebagaimana Abu Bakar shiddiq Ra yang selalu membenarkan dengan hati yang kokoh
b)  
Mengikrarkan dengan lisan  Qs: 36/24-25,Qs: 3/81,sebagaimana kisah pengikraran umar bin khattab ketika mengwali keislamannya
c)     
Mengamalkan dengan perbuatan  61/14.sebagaimna kaum muhajirin dan anshor

                            XI.    Bukti_bukti keimanan dalam sejarah
a)    Abu Jhal,Abu lahab = Tidak meyakini,tidak mengkrarkan dan tdk beramal. Qs: 96/6-19 maka menjadi kafri yang total Qs.4/151,maka jelas neraka tempatnya Qs.98/7
b)    Abu Thalib = Meyakini,tdk ikrar,beramal . Qs: 28/56,Qs:9/113 ( tetap masuk neraka )
c)    Abu Bakar Shiddiq = meyakini,mengikrarkan,mengamalkan. Qs:92/17-21



Wallahu’alam bish-showwab
Load disqus comments

0 comments