Tuesday, 28 March 2017

MENGENAL HAKIKAT DARI DINUL ISLAM

DINUL ISLAM
Q.S. 3/19, 85, 5/3



MUQADDIMAH
Masih banyak di kalangan ummat Islam yang belum memahami istilah ad-Din atau keliru dalam mengartikannya. Mereka pada umumnya mengartikan ”agama”, bukan mengartikannya secara langsung dari bahasa Arab dan A-Qur'an. Padahal pengertian agama yang berasal dari bahasa sansekerta sangat jauh berbeda dari pengertian ad-Din yang berasal dari bahasa Arab. Ad-Din diartikan menurut bahasa Arab dan terminologi A-Qur'an jauh lebih luas dan lebih jelas batasan dan arahannya dibanding ad-Din diartikan ”agama”.
Dampak negatif dari ketidakfahaman atau kekeliruan dalam memahami pengertian din tersebut adalah terjadinya kesalahan dalam mengimplementasikannya. Kesalahan tersebut tidak boleh dibiarkan terus menerus. Pemahaman dan pengertian yang sebenarnya tentang istilah yang puluhan kali tersebut dalam A-Qur'an ini, harus segera dijelaskan. Kalau tidak, maka kekeliruan atau bahkan kesalahan di dalam menerapkan ajaran Islam akan terjadi secara terus menerus dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ummat Islam agar mengembalikan cara mengartikan istilah-istilah yang terdapat dalam A-Qur'an termasuk didalamnya pengertian ad-Din kepada A-Qur'an itu sendiri dan Bahasa Arab sebagai bahasa yang digunakan A-Qur'an supaya lebih tepat dan akurat.

PENGERTIAN AD-DIN
  1. Menurut  Bahasa
Berasal dari bahasa Arab: دان - يدين – دينا
·      Ketundukan, ketaatan, penyerahan (دنتهم فدانوا : aku tundukkan mereka, maka menyerahlah/taatlah mereka).
·      Kekuasaan  ( دان الرجل : orang itu sudah berkuasa).
·      Peraturan/undang-undang  ( كانت قريش ومن دان بدينهم : Adalah Quraisy dahulu dan orang yang taat pada peraturan mereka).
·      Pembalasan/peradilan/kelakuan (اللهم دنهم كما يدينون : Ya Alloh balaslah mereka sesuai dengan kelakuan/tindakan mereka).
(Faris, Ibnu. 1979)

            2.      Menurut Istilah Al-Qur'an
1.         Kekuasaan yang maha mutlak. Q.S. 56/86-87.
 غير مدينين: قيل غير مملوكين ولا مقهورين : “Ghairu madiiniin” dikatakan : tidak dimiliki dan tidak dikuasai, (Al-Qurthuby). Kata : مدينين  adalah bentuk isim maf’ul jamak mudzakar salim dijarkan karena jadi mudhof ilaih dari غير yang bentuk mufrodnya adalah مدين. Asal bentuk mashdarnya adalah : دينا  artinya “kekuasaan”.
2.         Penyerahan diri (takluk) -dhahir dan batin- disertai dengan ketaatan dan kesetiaan kepada kekuasaan tersebut. Q.S. 16/52.
Kalimat وله الدين واصبا diartikan “dan untuk-Nya lah ketaatan itu selama-lamanya.” Jadi, الدين = الطاعة artinya ketaatan. (Jalalain, Imam. Hal.219).
3.         Iman dan amal (teori dan praktek) di bawah pengawasan fihak yang maha mutlak kekuasaannya itu. Dengan pengertian lain, undang-undang atau tatacara yang mengatur bagaimana menjalankan ketaatan dan kepatuhan kepada kekuasaan yang maha mutlak tersebut. Q.S. 12/76.
Di dalam ayat tersebut kalimat: في دين الملك diartikan في حكم الملك  yang artinya menurut hukum atau undang-undang raja. Jadi dapat disimpulkan bahwa ad-Din artinya hukum, peraturan atau undang-undang. (Jalalain, Imam. Hal.197). Penafsiran yang sama juga terdapat dalam Ibnu katsir, Al-Qurthuby dan lain-lain.
4.         Ganjaran yang diberikan sebagai balasan kepada fihak yang berbuat baik maupun buruk, kepada yang tunduk pada aturan yang ditentukan fihak yang maha mutlak kekuasaannya atau yang menyeleweng daripadanya. Q.S. 51/6.
  وان الدين لواقع  artinya: “Dan sesungguhnya (hari) pembalasan itu pasti terjadi.”
Dalam ayat tersebut, الدين diartikan الجزاء بعد الحساب : pembalasan/ganjaran setelah dihisab/ diadili.  (Jalalain, Imam. Hal.190).

·           Berdasarkan ayat-ayat di atas maka Diinul Islam itu berarti :Sebuah sistem kekuasaan Allah yang mempunyai peraturan (undang-undang ) yang menuntut ketaatan totalitas sebagai jalan keselamatan serta kedamaian, dan sebagai konsekwensinya akan ada ganjaran atau pembalasan (hukuman) kepada orang yang patuh atau yang melakukan pelanggaran terhadap sistem tersebut.”


·           Jadi makna ad-Din secara bahasa mengandung 4 makna substansial:
1.      Kekuasaan
2.      Ketaatan
3.      Undang-undang
4.      pembalasan


            3.      Menurut Istilah Ulama

·           Menurut Musthafa Abdur Raziq, ad-Din merupakan peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan keadaan suci, artinya yang membedakan mana yang halal dan yang haram yang dapat membawa atau mendorong umat yang menganutnya untuk menjadi suatu umat yang memiliki rohani yang kuat. (Ad-Dinu wal Wahyu wal Islam. Hal.18-19)
·           Ad-Din adalah sejumlah I’tiqod, kepercayaan-kepercayaan, undang-undang, peraturan-peraturan, pemimpin-pemimpin, serta pelajaran-pelajaran, untuk keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat yang diwahyukan dari Alloh kepada manusia dengan perantaraan Rosul. (Hassan, A. 1970).

SIFAT-SIFAT DINUL ISLAM
·         Q.S. 3/83, 110/2                                : دِيْنُ اللهِ             : Din milik Alloh
·         Q.S. 30/30 & 43, 9/36,  98/5              :  دِيْنُ الْقَيِّمِ         : Din yang lurus
·         Q.S. 6/161                                          : دِيْنًا قِيَامًا          : Din yang tegak
·         Q.S. 39/3                                            : دِيْنُ الْخَالِصِ     : Din yang bersih dari syirik
·         Q.S. 9/33, 61/9, 48/28                      : دِيْنُ الْحَقِّ         : Din yang benar

PERBEDAAN DINUL ISLAM DAN DIN GHOIRUL ISLAM
      1.      DINUL ISLAM
·      Nama  : Islam
Dalam Q.S. 3/19 dijelaskan bahwa Din yang benar dan diridhoi Alloh adalah Islam, din-nya para Nabi dan Rasul Alloh.
·      Sifat  : Universal
Dalam Q.S. 21/107 dan 34/28 dijelaskan bahwa Islam secara teritoral adalah berlaku untuk semua bangsa dan semua manusia, bukan hanya untuk bangsa Arab atau bangsa tertentu saja (Q.S. 6/92). Dan dalam bidang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia sebagaimana diterangkan dalam Q.S. 2/208.
·      Produk : Alloh
Islam yang disifati dengan Al-Haq adalah berasal dari Alloh, artinya ia diciptakan oleh Alloh sebagaimana tercantum dalam Q.S. 10/37-38.
·      Standar kebenaran : al-Haq mutlak
Islam adalah Din yang haq. Kebenarannya adalah mutlak, karena ia diciptakan oleh Alloh yang maha mutlak. Q.S. 9/33, 48/28, 2/147.
·      Sumber/asal : wahyu
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. adalah benar-benar bersumber dari wahyu Alloh, bukan bersumber dari perkataan Muhammad, sebagaimana yang dituduhkan oleh orang-orang kafir. Q.S. 53/3-4,  25/4. Nabi Muhammad sendiri diancam oleh Alloh akan dipotong urat tali jantungnya jika mengada-adakan kebohongan dengan mengatasnamakan islam. Q.S. 69/44-46.
·      Misi : Sabilillah
Dinul Islam memiliki Sabilillah artinya jalan Alloh. Sabilillah adalah Jalan, sarana atau wadah yang dapat mengantarkan manusia kepada tujuan selamat dunia/akhirat. Jalan Alloh hanya satu, tidak lebih. Dinul Islam harus ditegakkan di atas sabilillah. Jika ia ditegakkan bukan di atas sabilillah maka pasti akan terjadi pencampuran antara haq dan batil. Sedangkan pencampuran antara haq dan batil itu adalah batil. Qs. 4/76, 6/153.
·      Hasil : Baldatun Thoyyibah
Islam membutuhkan tempat yang baik untuk mengembangkan dan menegakkan ajaran-ajarannya sebagaimana pohon yang baik hanya akan tumbuh pada tempat yang baik. Qs. 7/58, 34/15, 14/24-25.

            2.      DIN GHOIRUL ISLAM
·         Nama   : Komunisme, nasionalisme, sekulerisme, kapitalisme, dll. Qs. 12/40
·         Sifat      : Sektoral, parsial. Qs. 2/85, 4/150-151.
·         Produk : manusia Qs. 3/78, 26/137
·         Standar kebenaran : dhon dan kebanyakan orang. Qs. 10/36, 6/116.
·         Sumber/asal : ro’yu/hawa nafsu.  Qs.23/71, 45/23
·         Misi : sabili syaithon. Qs. 47/6
·         Hasil : Baldatun khobitsah. Qs. 7/58, 14/26

Tabel perbedaan Dinul Islam dengan Din ghoirul Islam ( Din selain Islam )
GHOIRU ISLAM Q.S. (3/85)
DIEN
ISLAM Q.S. (3/19)
Banyak
Nama
Islam
Sektoral
Sifat
Universal
Manusia
Produk
Allah
Dzhon dan orang banyak
Standar kebenaran
Al-Haq mutlaq
Ro’yu/hawa nafsu
Sumber/asal
Wahyu
Sabili syaithon
Missi
Sabilillah
Baldatun Khobitsah
Hasil
Baldatun Thoyyibah

KANDUNGAN AD-DIN DALAM AL-QUR’AN
1.         Hukum/undang-undang/peraturan. Q.S. 12/76, 5/50.
2.         Struktur/aparatur/perangkat hukum. Q.S. 4/59, 5/55-56, 6/165, 21/75.
3.         Tempat berlaku hukum/madinah/territorial. Q.S.2/107, 5/40, 24/55.
4.         Pendukung/ummat/masyarakat. Q.S.9/71, 33/35

KEISTIMEWAAN DINUL ISLAM
   1.      Islam satu-satunya sistem kehidupan yang hak, selain diinul Islam adalah batil. Q.S. 3/19,  3/83,85,  10/32
   2.      Islam adalah sistem kehidupannya seluruh Nabi dan Rasul.  Q.S. 2/130-133,136, 3/52, 3/67,  10/84,  27/31.
    3.      Islam adalah sistem kehidupan yang sempurna, universal dan relevan untuk segala situasi, zaman dan tempat. Q.S. 5/3,  2/208, 34/28, 16/89.
    4.      Islam adalah sistem kehidupan yang tertinggi.  Q.S. 9/40

PENGERTIAN ISLAM
    1.      Pengertian Islam menurut bahasa:
1.      سلم- يسلم- سلما وسلما وسلامة = Damai, selamat, sejahtera, sentosa
2.      اسلم- يسلم- اسلاما = Tunduk, patuh, taat, pasrah, berserah diri.
3.      سلم- يسلم- تسليما = Berserah diri/pasrah secara totalitas.

    2.      Pengertian Islam menurut al-Qur’an
·      Qs. 8/61, 47/35 à damai
·      Qs. 6/54, 8/43 à selamat, sejahtera, menyelamatkan
·      Qs. 26/89 à suci bersih
·      Qs. 2/131 à tunduk patuh
·      Qs. 3/83, 39/54, 4/125 à berserah diri/menyerahkan diri
·      Qs. 4/65 à pasrah menerima dengan sepenuhnya
      3.      Pengertian Islam menurut Istilah:

Islam adalah ketundukan, kepatuhan, dan penyerahan diri hanya kepada Alloh Swt. secara dhohir dan batin, secara suka rela atau terpaksa untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Qs. 3/83.
Sayyid Sabiq mengatakan: Islam adalah ad-Din wa Daulah, agama dan negara.

KERANGKA AJARAN ISLAM
Qs. 2/208: Islam Kaaffah (totalitas)
I.           ASASUL ISLAM (DASAR-DASAR ISLAM)
a.      Arkanul Iman             : Aqidah
b.      Arkanul Islam            : Syariat
c.       Ihsan                          : Ibadah/Akhlak
II.         BINAUL ISLAM (BANGUNAN ISLAM)
Mencakup IPOLEKSOSBUD HANKAM DIKJARKUM RATA
a.      Ideologi (pandangan hidup)                : Qs. 3/19, 47/19, 45/20, 5/68
b.      Politik
-       Kepemimpinan/pemerintahan       : Qs. 4/59, 5/55-56
-       Musyawarah                                   : Qs. 3/159
-       Perdamaian                                    : Qs. 8/61
c.       Ekonomi
-       Utang piutang                                 : Qs. 2/282, 3/75
-       Pegadaian                                       : Qs. 2/283
-       Perdagangan dan Riba                   : Qs. 4/29, 3/130-131, 2/275-279
-       Menimbun                                      : Qs. 9/34-35
-       Monopoli                                        : Qs. 59/7
d.      Sosial
-       Persaudaraan                                 : Qs. 49/10, 9/11, 59/9-10
-       Zakat                                               : Qs. 9/60, 103
-       Tolong menolong                           : Qs. 5/2,  2/220
e.      Budaya dan Moral
-       Budaya                                            : Qs. 33/32-35, 2/170, 26/137, 6/136-140.
Di dalam Hadits Nabi Saw. Dikatakan bahwa:
من تـشبه بقوم فهو منهم (رواه احمد)
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk pada golongannya.” (HR. Ahmad).
-       Moral                                              : Qs. 33/21, 68/4, 2/219
f.        Pertahanan dan keamanan
-       Pertahanan (militer)                       : Qs. 8/60, 2/217
-       Logistik/peralatan                          : Qs. 57/25
-       Personel                                          : Qs. 8/65-66
-       Komando perang                            : Qs. 22/39-40, 2/216, 4/77
-       Taktik dan strategi                         : Qs. 4/71, 8/15-16
-       Keamanan                                      : Qs. 4/83, 49/6          
g.      Pendidikan dan pengajaran                : Qs. 3/79, 4/9, 9/122, 96/1-5
h.      Hukum                                                 : Qs. 4/65, 5/44,105, 6/57
i.        Rakyat semesta                                   : Qs. 7/158, 21/107

III.       MUAYYADATUL ISLAM (PENGUAT ISLAM)
a.      Amar ma’ruf nahyi munkar               : Qs. 3/104,110
b.      Jihad fie sabilillah                              : Qs. 22/78, 61/10-12
c.       I’tishom bil jama’ah                          : Qs. 3/103


Wallohu a’lam bish-showab













Load disqus comments

0 comments