Manusia diciptakan disertai sifat-sifat
dasar yang negatip. Yang apabila tidak diarahkan ke arah yang positip, maka
akan menjatuhkan dirinya ke dalam kerugian.
Allah SWT berfirman:
وَالْعَصْرِ(1)إِنَّ
الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2)إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)
“Demi Masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan saling
nasihat menasihati dalam kebenaran (haq) dan kesabaran”. (103:1-3).
Hal ini, merupakan masalah yang sangat
serius, karena bila manusia tetap pada tabiat dasar itu, maka ia berada dalam
kerugian yang nyata. Oleh karena itu, manusia harus berjuang untuk
mengatasinya. Secara umum cara mengatasinya adalah dengan beriman kepada Allah
dan melaksanakan amal shaleh, serta saling nasihat menasihati untuk tetap dalam
hak dan kesabaran.
Untuk itu marilah kita mengenali
sifat-sifat dasar itu dan cara mengatasinya.
1.
Keluh Kesah dan Kikir.
Allah berfirman
dalam surat
Al-Ma’arij (70):19-21.
إِنَّ
الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا(19)إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا(20)وَإِذَا
مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا(21)
"Sesungguhnya manusia itu
diciptakan dengan sifat halu’ yaitu keluh kesah. Apabila ia ditimpa kesusahan
ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir”.
Keluh kesah dan
kikir timbul karena tidak adanya rasa syukur atas karunia yang Allah berikan
dan tidak sabar atas cobaan-Nya, sehingga ia senantiasa merasa kurang dan tidak
cukup dalam segala hal dan tidak sabar atas musibah-musibah yang menimpanya.
Apabila sifat ini dituruti, maka manusia akan terombang-ambing dalam
keragu-raguan, dan sikap syu’u dzan kepada Allah, sehingga mengingkari nimat
yang telah Allah berikan.
Untuk itu, sifat
ini harus diluruskan, dan diarahkan kepada arah yang benar, yaitu dengan
mengerjakan shalat dan amalan-amalan shaleh lainnya.. Sedangkan untuk mengatasi
sifat kikir yaitu dengan menginfakkan harta kepada fakir miskin.
Sebagaimana
firman Allah di bawah ini:
إِلَّا
الْمُصَلِّينَ(22)الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ(23)وَالَّذِينَ فِي
أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ(24)لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ(25)وَالَّذِينَ
يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ(26)وَالَّذِينَ هُمْ مِنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ
مُشْفِقُونَ(27)إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُونٍ(28)وَالَّذِينَ هُمْ
لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ(29)إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ(30) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ
فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ(31)وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ
رَاعُونَ(32)وَالَّذِينَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُونَ(33)وَالَّذِينَ هُمْ
عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ(34)أُولَئِكَ فِي جَنَّاتٍ مُكْرَمُونَ(35)فَمَالِ
الَّذِينَ كَفَرُوا قِبَلَكَ مُهْطِعِينَ(36)
“Kecuali orang-orang yang
mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalat, dan orang-orang
yang dalam hartanya terdapat bagian tertentu, bagi orang miskin yang meminta
dan orang yang tidak mempunyai apa-apa, dan orang yang mempercayai hari
pembalasan, dan orang takut terhadap hari pembalasan, Karena sesungguhnya azab
Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman dari kedatanganya, dan orang yang
memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak
yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela,
barang siapa mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melewati
batas, Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan
janjinya, dan orang-orang yang memelihara syahadatnya, dan orang yang
memelihara shalatnya, Mereka itu kekal di dalam surga lagi dimuliakan”.
(70:19-35)
2. Lemah.
Allah SWT berfiman:
يُرِيدُ
اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا(28)
“Allah hendak memberikan
keringanan kepadamu. Dan manusia diciptakan dengan sifat lemah". (4:28).
Dengan tabiakelemahannya itu. Allah
memberikan keringanan dan kemudahan baginya. Untuk mengatasi kelemahannya itu
manusia harus menerima kemudahan dan
keringan yang yang Allah berikan. Bagi
manusia memadai apa yang telah ia usahakan sesuai dengan keadaannya.
Sebagaimana Firman Allah di bawah ini:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا
سَعَى(39)
“Dan bahwasanya seorang manusia
tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakan”. (53:39).
3. Susah Payah.
Allah menciptakan manusia dalam keadaan
yang sangat berat, yaitu adanya berbagai halangan dan rintangan yang harus
dihadapinya, sebagaimana firman-Nya:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي
كَبَدٍ(4)
“Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam keadaan susah payah”.
Cara mengatasinya adalah dengan
mengadakan perjuangan untuk membebaskan perbudakan manusia atas manusia.
Apabila manusia enggan mengadakan perjuangan, maka ia akan senantiasa di dalam
kesusahpayahan itu. Oleh karena itu,. ia harus bangkit mempergunakan potensi
yang ada dan menyusun kekuatan
bersama-sama untuk perjuangan pembebasan tersebut
Sebagaimana Firman Allah SWT di bawah
ini:
وَمَا أَدْرَاكَ مَا
الْعَقَبَةُ(12)فَكُّ رَقَبَةٍ(13)أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي
مَسْغَبَةٍ(14)يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ(15)أَوْ مِسْكِينًا ذَا
مَتْرَبَةٍ(16)ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ(17) أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ(18)
"Tahukah kamu jalan yang
mendaki lagi sukar itu? Yaitu melepaskan budak dari perbudakan, dan memberi
makanann pada hari kelaparan kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat dan
orang miskin yang teramat miskin dan dia termasuk orang yang beriman dan saling
berpesan bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka itu adalah
golongan kanan”. (90:10-18).
Allah berfirman:
وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا(11)
“Dan adalah menusia bersifat
tergesa-gesa”. (17:11)
Tergesa-gesa ialah ingin
mendapatkan/mencapai sesuatu dengan segera tanpa memelalui proses yang
seharusnya. Karena ketergesa-gesaannya itu, maka manusia sering terjerembab ke
jalan yang salah, sehingga hanya menghasilkan kekecewaan. Karena tergesa-gesa
adalah merupakan sifat negatip, maka ia harus ditundukkan dan diarahkan ke
jalan yang benar.
Cara mengatasinya adalah dengan
bersabar, sebagaimana diperintahkan Allah dalam firman-Nya.
فَاصْبِرْ
كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ …
“Bersabarlah kamu seperti
sabarnya ulul azmi minar rasul dan janganlah kamu minta disegerakan siksa
kepada mereka”. (46:35)
0 comments