1.
Musuh Manusia
Musuh besar manusia adalah syaithan
(iblis la’natullah) dan golongannya yaitu orang-orang yang mengikuti jalan
kesesatan. Mereka senantiasa meniupkan bisikan jahat (yuwaswisudurinnas) ke
dalam dada manusia. Al-Quran telah mempertegas: syaitan itu adalah musuh yang
harus benar-benar dijadikan musuh. Karena setan itu akan menggiring orang-orang
yang mengikutinya ke dalam api neraka.
Sebagaimana Firman Allah SWT di bawah
ini:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ
اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ
بِاللَّهِ الْغَرُورُ(5)إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا
إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ(6)
“Hai manusia, sesungguhnya janji
Allah adalah benar; maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan
kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu.
Sesungguhya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia sebagai mushmu,
karena syaitan itu hanya mengajak golongannya (kelompoknya) supaya menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala”. (35:5-6).
Pernyataan permusuhan syaithan (iblis)
itu telah ia proklamirkan di hadapan Allah ketika ia terusir dari surga.
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di
bawah ini.
وَإِذْ
قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ قَالَ
ءَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا(61)قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ
عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَأَحْتَنِكَنَّ
ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا(62)
“Dan ingatlah ketika Kami
berfirman kepada Malaikat: “Sujudlah kamu semua kepada Adam”, lalu mereka sujud
kecuali iblis, Dia berkata: “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau
ciptakan dari tanah?”. Iblis berkata: “Terangkanlah kepadaku, inikah orangnya
yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh
kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan
keturunannya, kecuali sebagian kecil”. (17:60-62).
Orang-orang yang sesat dan mengikuti
bujuk rayu syaithan mereka adalah hizbus syaithan/golongan syaithan/partai
syaithan. Mereka sangat giat menyuarakan kebatilan dan menghalangi tegaknya
kebenaran. Mereka adalah manusia yang merugi dunia akhirat dan akan dilemparkan
ke dalam neraka Jahannam.
Allah berfirman:
اسْتَحْوَذَ
عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ
الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ(19)
"Syaitan telah menguasai
mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itu hizbus-syaitan.
Ketahuilah, bahwa hizbus-syaitan itu, itulah
golongan yang rugi”. (58:19)
…
فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَوْفُورًا(63)
“Barang siapa di antara mereka yang
mengikutimu, maka sesungguhnya neraka jahanam adalah balasanmu semua, sebagai
suatu pembalasan yang layak”. (17:63).
2. Teman Sejati manusia
Adapun teman sejati manusia adalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Yang melaksanakan
syari'ahnya. Yang konsisten menegakkan
kebenaran. Mereka adalah Hizbullah dan hanya hizbullahlah yang akan meraih
kemenangan.
لَا
تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ
حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا ءَابَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ
إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ
وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ(22)
“Kamu tidak akan mendapati
suatu kaum yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya saling berkasih sayang
terhadap orang-orang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu
bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.
Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang
datang daripada-Nya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun puas terhadap
limpahan rahmat-Nya. Mereka itulah Hizbullah (Partai Allah). Ketahuilah bahwa
Partai Allah itulah yang akan menang”. (58:22)..
Dengan demikian,
jelas siapa yang harus dijadikan kawan dan siapa yang harus dijadikan lawan.
Maka hendaknya manusia mengambil kawan yang layak dijadikan kawan dan menjadikan lawan siapa tyang layak
dijadikan lawan. Dengan tegas Rasulullah SAW telah memperingatkan kepada kita
bila hendak mengambil kawan. Sebagaimana sabdanya:
اَلرَّجُلُ
عَلَى دِّينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُم مَن يُخَالِلُ . رواه ابو داود
والترمذى
“Seseorang itu mengikuti dien
temannya, maka hendaknya ia memperhatikan siapa yang menemaninya”. (HR. Abu
Dawud dan Tarmidzi).
Sabda Nabi
tersebut menerangkan, bahwa: seseorang itu akan mengikuti agama, kebiasaan,
adat istiadat, tabiat temannya. Hal ini, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh
teman dalam membentuk dan mewarnai perilaku manusia, baik pengaruh kepada
kebaikan dan kepada keburukan. Karena sangat stretegisnya teman ini, maka
apabila manusia ingin senantiasa berada dalam kebaikan, maka harus memilih
teman yang baik yaitu mu’min sejati.
0 comments