Al-Quran memiliki elemen pokok, yaitu
huda linnas, bayyinat minal huda dan furqon. Ketiga elemen ini memiliki
fungsi-fungsi yang lebih spisifik dalam penerapannya. Oleh karena itu, kita
harus memahami dengan benar ketiga elememen itu dan fungsi-fungsinya, sehingga
kita dapat mengambil manfaat dari Al-Quran sebesar-besarnya.
Tentang ketiga elemen itu, Allah
berfirman:
الَّذِي أُنْزِلَ
فِيهِ ا لْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ
وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Dia menurunkan AlQuran di dalam bulan Romadhan, sebagai petunjuk bagi manusia, penerangan dan furqon. (2:185).
Makna Hudan Linnas adalah petunjuk bagi manusia. Oleh
karena itu, Al-Quran sebagai huda linnas menjelaskan tentang konsep dan tata
cara hidup yang lurus. Al-Quran menjelaskan dengan gamblang tentang konsep
hidup, baik konsep hidupnya orang-orang yang telah diberi nikmat yang harus diikuti,
dan konsep hidupnya orang-orang yang dimurkai Allah serta konsep hidupnya
orang-orang yang sesat yang harus dijauhi. Sehingga dengan penjelasan ini
manusia dapat menempuh jalan hidup yang benar-benar diridhai oleh Allah Swt,
yaitu Sirotol Mustaqim.
إِنَّ هَذَا ا لْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ
وَيُبَشِّرُ ا لْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ
يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا(9)
“Sesungguhnya Al Quran ini memberi petunjuk kepada
jalan yang lebih lurus dan memberi gembira kepada orang-orang mu’min yang
mengerjakan amal shaleh bagi mereka ada pahala yang besar”. (17:9).
a.
Hal-hal pokok yang berhubungan huda linnas
Hal-hal pokok yang dikaitkan dengan
huda lillas adalah: Shirotol Mustaqim, Iqomatul kitab, Muhtadi dan Mudlilu, dan
Pertanggung jawaban.
Untuk itu
marilah kita perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
اهْدِنَا
الصِّرَاطَ ا لْمُسْتَقِيمَ(6) صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ(7)
“Tunjukilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalannya
orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepadanya, bukannya jalan orang-orang
yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang sesat”. (1:6-7).
قُلْ
يَاأَهْلَ ا لْكِتَابِ لَسْتُمْ عَلَى
شَيْءٍ حَتَّى تُقِيمُوا التَّوْرَاةَ وَاْلإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ
مِنْ رَبِّكُمْ …
“Katakanlah:”Hai Ahli kitab, kamu tidak dipandang
beragama sehingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al-Quran
yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu” Sesungguhnya apa yang diturunkan dari
Tuhanmu dari Tuhanmu itu . (5:68).
أَلَيْسَ اللهُ
بِكَافٍ عَبْدَهُ وَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِنْ دُونِهِ وَمَنْ يُضْلِلِ
اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ(36) وَمَنْ يَهْدِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُضِلٍّ
أَلَيْسَ اللهُ بِعَزِيزٍ ذِي انْتِقَامٍ(37)
“Bukankan Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya.
Dan mereka mempertakuti kamu dengan sesembahan-sesembahan selain Allah? Dan
barang siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorangpun pemberi petunjuk
baginya. Dan barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada
seorangpun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa lagi
mempunyai kekuasaan untuk mengazab?”. (Qs. 39:36-37).
فَاسْتَمْسِكْ
بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ(43) وَإِنَّهُ
لَذِكْرٌ لَكَ وَلِقَوْمِكَ وَسَوْفَ تُسْأَلُونَ(44)
“Maka perpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah
diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di jalan yang lurus. Dan
sesungguhnya Al Quran itu adalah benar-benar suatu kemuliaan besar bagimu dan
bagi kaummu dan kelak kamu akan dimintai pertanggung jawaban”. (Qs. 43:43-44).
Huda dikaitkan dengan sirotol Mustaqim,
yaitu sistem hidup yang lurus kebalikan dari mahgdhub dan dhallin, ini
menegaskan perbedaan sistem dan pola hidup yang ditempuh manusia. Orang yang
beriman kepada Al-Quran pasti akan bersistem berpola hidup Qurani sedangkan
orang-orang yang kafir pasti akan bersistem dan perpola hidup bertentangan dengan
Quran. Oleh karena itu, dapat ditegaskan bila ada orang yang katanya beriman
kepada Al-Quran, tetapi mereka tidak bersistem dan berpola hidup Qurani maka ia
belum mendapat huda dari Al-Quran.
Hudan juga dikaitkan dengan
iqomatul-Kitab, artinya orang yang mengimani Al-Quran pasti akan berusaha
dengan sekuat tenaga untuk menegakkan Al-Kitab, sehingga hukum syariahnya
berlaku bagi manusia.
Hudan juga dikaitkan dengan Muhtadi dan
Mudillun, ini artinya orang yang menjadikannya Al-Quran sebagai kitab sucinya
pasti akan mengikuti petunjuk Al-Quran dengan mengamalkannya dalam kehidupan
ini. Adapun dikaitkan dengan pertanggung jawaban, maka menunjukkan bahwa
orang-orang yang mengimaninya pasti akan menjaga dengan sebenar-benar
ajaran-ajaran Al-Quran, karena ia merupakan amanat Allah yang akan diminta
pertanggung jawaban.
b.
Fungsi Hudan
Adapun fungsi hudan yaitu memberi
tahukan bahwa dalam kehidupan ini ada dua jalan/sistem hidup, yaitu jalan/sistem hidup Islami dan
jalan/sistem hidup Jahili. Jalan/sistem Islami yaitu jalan/sistem hidup yang
ditempuh oleh orang mu’min dan jalan/sistem hidup yang bengkok yaitu
jalan/sistem yang ditempuh ditempuh oleh orang kafir dan munafik.
Tentang adanya dua sistem hidup itu
sebagaimana firman Allah di bawah ini:
وَهَدَيْنَهُ
النَّجْدَيْن (10)
“Dan Kami menunjukinya dua jalan". (90:10)
Dengan demikian, kita sebagai orang
yang mengimani Al-Quran, harus memfungsikannya sebagaai huda, dengan
aplikasinya menempuh sistem hidup yang lurus yaitu sirotol Mustaqim.
Sebagaiman firman Allah di bawah ini:
وَكَذَلِكَ
أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا ا لْكِتَابُ وَلاَ اْلإِيمَانُ وَلَكِنْ
جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ
لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ(52)
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadaku ruh (wahyu)
dengan perintah Kami. Sebelummya kamu tidak mengetahui apakah Al-Kitab
(AlQuran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan
AlQuran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di
antara hamba-hamba Kami, Sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk ke
jalan yang lurus”. (42:52).
Makna bayyinat minal huda yaitu
menerangkan tentang rincian huda, yaitu berupa
rincian tentang realitas dan hukum-hukum praktis, untuk menyelesaikan
perkara-perkara diantara manusia.
Marilah kita perhatikan ayat-ayat di
bawah ini:
كَانَ النَّاسُ
أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ
وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ
بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ
فِيهِ إِلاَّ الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ
بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ
مِنَ ا لْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللهُ
يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ(213)
“Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul
perselisihan) maka Allah mengutus para
Nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan dan Allah menurunkan
bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara mereka
tentang perselisihan yang mereka perselisihan. Tidaklah berselisih tentang
Kitab itu melainkan mereka yang telah didatangkan Kitab, yaitu setelah datang
kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki di atara mereka
sendiri. Maka Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan
Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan
yang lurus”. (2:213).
سُورَةٌ
أَنْزَلْنَا هَا وَفَرَضْنَا هَا وَأَنْزَلْنَا فِيهَا ءَايَاتٍ بَيِّنَاتٍ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ(1)
“Ini adalah suatu surat
yang Kami turunkan dan Kami wajibkan menjalankan hukum-hukum yang ada di
dalamnya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat yang jelas, agar kamu selalu
mengingatinya”. (24:1)
لَقَدْ
أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَ ا لْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ
بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا ا لْحَدِيدَ
فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللهُ مَنْ يَنْصُرُهُ
وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ(25)
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami
dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka
al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan ...”.
57:25).
a.
Hal-hal Pokok yang Berhubungan Bayyinat
Hal-hal pokok yang berhubungan dengan
Bayyinal minl huda adalah: Al-Kitab dan maa ikhtalafu, Al-Hikmah, Al-dzikr,
Al-ayat.
Sebagai mana kita lihat dalam ayat-ayat
di bawah ini:
وَمَا أَنْزَلْنَا
عَلَيْكَ ا لْكِتَابَ إِلاَّ لِتُبَيِّنَ
لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ(64)
“Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al
Kitab kecuali agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselihkan
itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (16:64).
وَلَمَّا جَاءَ
عِيسَى بِالْبَيِّنَاتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُمْ بِالْحِكْمَةِ وَلِأُبَيِّنَ لَكُمْ
بَعْضَ الَّذِي تَخْتَلِفُونَ فِيهِ فَاتَّقُوا اللهَ وَأَطِيعُونِ(63)
“Dan tatkala Isa datang membawa keterangan ia berkata:
“Sesungguhnya aku datang keadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan
kepadamu sebagian yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwallah kepada
Allah dan taatlah kepadaku”. (43:63).
وَأَنْزَلْنَا
إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ(44)
“Dan Kami
turunkan kepadamu adzkir (Al Quran) agar kamu menerangkan kepada umat manusia
apa yang telah diturunkan kepada mereka
dan supaya mereka memikirkan”. (16:44).
وَقَالَ الَّذِينَ
لاَ يَعْلَمُونَ لَوْلاَ يُكَلِّمُنَا اللهُ أَوْ تَأْتِينَا ءَايَةٌ كَذَلِكَ
قَالَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِثْلَ قَوْلِهِمْ تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ قَدْ
بَيَّنَّا اْلآيَاتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ(118)
“Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata:
“Mengapa Allah tidak langsung berbicara dengan Kami atau datang ayat
(tanda-tanda) kekuasaan-Nya kepada kami?”. Demikian pula orang-orang yang
sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa.
Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang
yakin”. (2:118).
Secara realitas kehidupan di alam ini
adalah penjelasan lain dari wahyu Allah. Oleh karena itu alam merupakan bukti
kebenaran Al-Quran.
b.
Fungsi bayyinat.
Fungsi dari bayyinat adalah menjelaskan
hukum praktis, meluruskan ajaran wahyu sebelum Al Quran, menggambarkan amtsal
kehidupan dan menjelaskan segala sesuatu.
Marilah kita perhatikan ayat-ayat di
bawah ini.
أُحِلَّ لَكُمْ
لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ
لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ
فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَاْلآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا
كَتَبَ اللهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ا لْخَيْطُ
اْلأَبْيَضُ مِنَ ا لْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ ا لْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى
اللَّيْلِ وَلاَ تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللهِ فَلاَ
تَقْرَبُوهَاكَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ ءَايَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ(187)
“Dihalalkan bagi kamu pada malan hari bulan puasa
bercampur dengan sitri-istri kamu; mereka dalah pakaian bagimu, dan kamu adalah
pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan nafsumu,
karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang
campurilah mereka dan carilah yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang
bagimu banang putih dan benang hitam, yaitu fajar.Kemudian sempurnakanlah puasa
itu sampai datang malam, tetapi janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu
beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa”. (2:187).
يَسْأَلُونَكَ
عَنِ ا لْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ
فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ
نَفْعِهِمَا وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ ا لْعَفْوَ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمُ
اْلآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ(219)
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.
Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa bagi keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka
bertanya kepadamu tentang yang dinafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari
keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya
kamuberfikir”. (2:219).
وَأَنْزَلْنَا
إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ(44)
“Dan Kami turunkan kepadamu adzkir (Al Quran) agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”. (16:44).
أَيَوَدُّ
أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ
كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ ا
لْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ
فَاحْتَرَقَتْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمُ اْلآيَاتِ لَعَلَّكُمْ
تَتَفَكَّرُونَ(266)
“Apakah ada salah seorang di antara kamu yang ingin
mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dia
mempunyai di dalam ladangnya itu bermacam-macam buah-buahan, kemudian datanglah
masa tua pada pada orang itu, sedang ia mempunyai keturunan yang lemah-lemah.
Maka kebun itu diterjang angin keras yang mengandung api lalu terbakarlah.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya supaya kamu memikirkan”. (2:266).
… وَنَزَّلْنَا
عَلَيْكَ ا لْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ
شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ(89)
“Dan Kami
turunkan kepadamu Al Kitab, untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta
rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. (16:89).
Al-Furqon artinya pembeda/pemisah, yaitu yang
membedakan/ memisahkan antara hak dan batil, sehingga antara hak dan batil itu
tidak bercampur aduk. Al-Quran sebagai Al-Furqon, maka ia memisahkan kelompok
orang-orang yang beriman dan kelompok orang-orang yang kafir, sehingga kedua
kelompok itu tidak bercampur aduk. hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Allah
dalam firman-Nya.
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ
عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللهُ ذُو ا لْفَضْلِ
ا لْعَظِيمِ(29)
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa
kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kami furqon dan menghapuskan segala
kesalahan-kesalahan kamu dan mengampuni
dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (8:29).
a.
Hal-hal pokok yang berhubungan Furqon
Mari kita perhatikan firman Allah di
bawah ini:
… إِنْ كُنْتُمْ
أَمَنْتُمْ بِاللهِ وَمَآ أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ
التَّقَى اْلجَمْعَانِ …
“...Dan jika kamu beriman kepada apa yang Kami turunkan
kepada hamba Kami (Muhammad) pada hari bertemunya dua jamaah”. (8:41).
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ
فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلاَ إِنَّ حِزْبَ
الشَّيْطَانِ هُمُ ا لْخَاسِرُونَ(19)
"Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan
mereka lupa mengingat Allah; mereka itu
hizbus-syaithan. Ketahuilah, bahwa hizbus-syaithan itu, itulah golongan yang rugi”. (58:19).
لاَ تَجِدُ
قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَ ا لْيَوْمِ
اْلأَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا
ءَابَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ
كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ اْلإِيمَانَ
وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللهِ أَلاَ إِنَّ حِزْبَ
اللهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ(22)
“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya saling berkasih sayang terhadap orang-orang
menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau
anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah
orang-orang yang Allah telah menanamkan
keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Allah ridha
terhadap mereka dan merekapun puas terhadap limpahan rahmat-Nya. Mereka itulah
Hizbullah (Partai Allah). Ketahuilah bahwa Partai Allah itulah yang akan
menang”. (58:22)..
Sebagaimana kita lihat dalam ayat di
atas, hal yang berhubungan dengan furqon yaitu, yaumal taqol jam’an (hari
bertemunya dua jamaah). Hal ini menegaskan bahwa dengan Al-Quran sebagai
furqon, maka manusia akan terbelahmejadi dua kelompok besar, yaitu kelompok
orang-orang yang beriman dan kelompok orang-orang kafir, hizbullah dan hizbus
syaithan, partai Allah dan partai syaithan. Al-Quran sebagai Al-Furqon, pasti
memisahkan antara al-hak dan al-batil, sehingga tidak bercampur aduk lagi.
b.
Fungsi Furqon
Dengan Al-Quran sebagai furqon, maka
akan mempertegas kelompok yang menerima Al Quran dan kelompok orang yang
menentang Al-Quran. Orang-orang yang
menerima Al-Quran (petunjuk Allah) mereka pasti akan keluar dari sistem
jahiliyah dengan hijrah kemudian
membentuk sistem sendiri, sehingga terbagilah masyarakat ke dalam dua kelompok
yaitu amanat thoifah dan kafarot thoifah, Jamaah muslimin dan jamaah kafirin,
negara Islam dan negara kafir (sekuler) (Qs;61;14).
Tidak bisa bersatunya antara sistem
Islam dan jahiliyah, serta keharaman orang yang berideologikan Islam
bergabung/bertempat tinggal di dalam kalangan jahiliyah itu, sebagaimana
diterangkan dalam ayat di bawah ini:
إِنَّ الَّذِينَ
تَوَفَّاهُمُ ا لْمَلاَئِكَةُ ظَالِمِي
أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي اْلأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللهِ
وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ
مَصِيرًا(97)
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat
dalam keadaan dzalim (tidak mau berhijrah), ditanyakan kepada mereka: “Dalam
keadaan bagaimana kamu itu?”. Mereka menjawab: “kami adalah orang-orang yang
lemah yang tertindas muka bumi”. Malaikat berkata kepada mereka: “Bukankah bumi
Allah itu luas, yang kamu dapat berhijrah kepadanya?”. Mereka itu tempatnya neraka jahannam dan
jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat”. (4:97).
Ayat di atas diturunkan berkaitan
dengan adanya beberapa orang mu’min yang tidak mau ikut berhijrah ke Madinah
dan tetap tinggal Mekah, sehingga ketika Mekah mengerahkan pasukan untuk
menyerang Madinah, orang-orang ini dipaksa ikut
memerangi Madinah, kemudian mereka terbunuh semua oleh pasukan Islam.
Allah menyamakan mereka dengan orang kafir dan melemparkan mereka ke dalam api
neraka.
Dalam ayat lain diterangkan, bagi
orang-orang yang beriman tetapi tidak mau melepaskan diri dengan pemerintahan
kafir, maka tidak ada tanggung jawab sedikitpun bagi pemimpin Islam untuk
menolong mereka. Sebagaimana ayat di bawah ini:
إِنَّ الَّذِينَ
ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ
اللهِ وَالَّذِينَ ءَاوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلاَيَتِهِمْ مِنْ
شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ
فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلاَّ عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ
مِيثَاقٌ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ(72)وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي اْلأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ(73) وَالَّذِينَ
ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ ءَاوَوْا
وَنَصَرُوا أُولَئِكَ هُمُ ا لْمُؤْمِنُونَ
حَقًّا لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ(74)
“Sesungguhya orang-orang yang beriman, berhijrah dan
berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah dan orang-orang yang
memberikan pertolongan kepada muhajirin, satu terhadap yang lain adalah saling
pimpin memimpin. Dan kepada orang-orang yang beriman tetapi tidak berhijrah, maka
tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, akan tetapi jika
mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan agama, maka kamu
wajib memberikan pertolongan kecuali kepada kaum yang telah ada perjanjian
antara kamu dan antara mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Sesungguhnya orang kafir satu dengan yang lainnya saling pimpin-memimpin, kalau
kamu tidak berbuat yang demikian maka kamu akan ditimpa fitnah di muka bumi dan
akan mendapat kerusakan yang besar. Dan orang-orang yang beriman, berhijrah
serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi pertolongan (kepada
kaum muhajirin) mereka itulah orang-orang yang mu’min sebenarnya. bagi mereka
ampunan Allah dan rizki yang mulia”. (8:72-74).