Hukum Hijrah dan kondisi yang mempengaruhinya
1. Wajib Hijrah, selama kekuasaan Zalim (bathil) belum sirna
Sebab awal yang mewajibkan berhijrah adalah adanya fitnah. Yaitu terhalangnya seseorang muslim untuk melaksanakan
Islam. Segala tindakan atau apa saja yang menyebabkan seseorang tergelincir
pada kesesatan, melenceng dari Islam, jadilah itu sebagai fitnah.(periksa Qs 2: 217). Pemaksaan-pemaksaan
yang berupa kedzaliman (Qs. 4: 97) Sepanjang Islam belum berjaya, hukum tidak
tegak, ummat Islam terus terfitnah, hijrah tetap berlaku.
ثُمَّ اِنَّ رَبَّـكَ
لِلَّـذِيْنَ هَاجَرُوا مِنْ بَعْـدُ مَا فُتِنُـوْا ثُـمَّ جَـهَـدُوا وَصَبَرُوا
..
“Dan sesunguhnya Rabbmu adalah (pelindung) bagi orang-orang yang
berhijrah sesudah menderita cobaan(terfitnah), kemudian mereka berjihad dan
sabar …..(Q.s. 16 : 110).
عـن عـائـشـة … فَا لْـهِجْـرَةُ وَاجِـبَةٌ عَلَى مَنْ
اَسْلَمَ وَخَشِـيَ اَنْ يُـفْـتَنَ عَنْ دِيْنِـهِ
“Dari ‘Aisyah: … Maka hijrah itu
hukumnya wajib atas
setiap muslim yang khawatir
terfitnah atas diennya(agamanya)” . (
Fathul Bari, Juz VII, hal 161-162)
لاَتَنْـقَـطِعُ ا لْهِـجْرَةُ حَتّى تَنْـقَطِـعَ
التَّـوْبَـةُ (اخرجـه ابوداود)
“Tidak akan terputus hijrah, samapai terputusnya taubat, dan tidak akan terputus taubat .” (HR. Abu Dawud)
Jadi setiap muslim yang tidak dapat melaksanakan perintah-perintah
Allah dan menjauhi larangan-larangan Islam, di suatu kampung, daerah atau
negara, akibat ulah orang kafir atau musyrik, wajib berhijrah.
Namun hijrah tidak serupa dengan pengungsi, karena hijrah dimaksudkan
sebagai strategi perjuangan. Sebagaimana tertera dalam ayat diatas (Qs.16:110)
setelah hijrah mereka berjihad. Maka selama Islam belum tegak, orang kafir atau
musyrik masih diperangi, hijrah tetap berlaku. Sebuah hadits shahih dari s. ‘Abdullah bin as-Sa’dy r.a Rasulullah saw
bersabda:
لاَتَـنْقَطِعُ ا لْهِجْـرَةُ مَاقُـوْتِلَ ا لْكُـفَّارُ (رواه النـسائي )
“Tidak terputuslah hijrah, selama
orang-orang kafir diperangi”. (HR. Nasai)
Dewasa ini, kaum muslimin menjadi sasaran kejahatan, tidak bebas bahkan
dimusuhi bila hendak melaksanakan hukum Islam. Kemungkaran bertebaran
dimana-mana. Kaum muslimin diperintahkan oleh Allah untuk mengadakan revolusi
sosial.
وَمَا لَكُمْ لَا
تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ
وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ
هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا
وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا(75)
“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela)
orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang
semuanya berdo`a:"Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah)
yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah
kami penolong dari sisi Engkau!".(Q.s.4:75).
2. Tidak ada Hijrah pasca Fath
al Islam
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. katanya:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى
اللّه عليه وسلّم يَومَ ا لْفَتْحِ فَتْحَ مَـكَّةَ : لاَهِجْـرَةَ
وَلَكِنْ جِهَـادٌ وَنِـيَّـةٌ وَاِذَا اسْتَـفِرْتُـمْ فَافِرُوا رواه مـسلم
Rasulullah saw. bersabda dihari
penaklukan Makkah: “ Tidak ada lagi hijrah ( sesudah takluk Makkah) melainkan
hanya tinggal jihad dan niat baik ,
apabila kamu diminta untuk berangkat ke medan juang, maka
berangkatlah kamu. ( HR. Muslim )
Atas dasar hadis diatas dan
hadits lain yang menegaskan tidak ada hijrah setelah Futuh Makkah, maka dewasa
ini kaum muslimin memandang tidak perlu memperbincangkan lagi soal hijrah.
Munawar Khalil, dalam Kelengkapan Tarikhnya, Jilid IIA berpendapat, perintah
hijrah tetap berlaku. Hal ini didasarkan pada ayat-ayat Al Qur’an yang
membicarakan masalah hijrah tidak kurang dari 30 ayat, tidak satupun ahli
tarikh atau ahli tafsir yang menyatakan ayat-ayat atau hukum hijrah
dimansuh(dihapus). Kedua, hadits-hadis lain yang menjelaskan bahwa tidak
terputus hijrah hingga orang-orang kafir di perangi, dan tidak terputus hijrah
hingga terputusnya taubat.
Maka pengertian dari hadits diatas dan hadits yang berbunyi:
لاَهِجْـرَةَ بَعْـدَ ا لْـفَتْـحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِـيَّـةٌ
“Tidak ada hijrah lagi sesudah
fath (terbukanya Makkah), tetapi jihad dan niat.”
Artinya sesudah jatuhnya kota Makkah, hijrah dari
Makkah ke Madinah tidak ada lagi, sebagaimana hijrah ke Habsyi tidak
diperlukan. Apa yang menjadi sebab hijrah(fitnah) sudah dibasmi dan dien
(hukum) yang berlaku bagi Islam saja (Qs.8:39). Bebas (merdeka) melaksanakan
melaksanakan syari’at Islam.
Dewasa ini ummat Islam tidak dapat melaksanakan syari’at Islam,
sebagaimana kaum muslimin terdahulu setelah futh Makkah. Berarti, perintah
hijrah berlaku seperti sebelum futh Makkah. Hanya bukan hijrah dari Makkah ke
Madinah (di Jazirah ‘Arab), akan tetapi Makkah dan Madinah dalam ma’nawi.
1. Kata
hijrah secara bahasa berarti meninggalkan.
2. Kata
hijrah sepadan artinya dengan kata buro’a dan ijtinab.
3. Hijrah
adalah sebuah upaya untuk meninggalkan menjauhi dan melepaskan diri dari sistem
jahiliyah menuuju sistem Allah (Islam).
4. Bentuk-bentuk
hijrah melingkupi mental dan keyakinan; pisik dan kekuasaan.
5. Proses
hijrah, melepaskan keyakinan pada berhalaisme, thaghut, syaithan dan segala
sesuatu selain Allah. Kemudian beriman kepada Allah saja dan mentaati
peraturannya.
6. Tahapan
hijrah dimulai hijrah sirriyah kemudian hijrah jahriyah.
7. Materi
hijrah terdiri: hijrah rububiyah, hijrah Mulkiyah dan hijrah uluhiyah.
8. Pada
pelaksanaannya hijrah dapat berupa ucapan maupun tindakan.
9. Hijrah
wajib hukumnya selama kedzaliman belum sirna atau orang kafir masih memerangi.
10. Tidak
ada hijrah setelah fath, artinya fath Mekah dijazirah Arabia
di masa Nabi SAW.
0 comments