Thursday 6 April 2017

MA'RIFATUL HIJRAH 3


Hukum Hijrah dan kondisi yang  mempengaruhinya

 1.      Wajib Hijrah, selama kekuasaan  Zalim (bathil) belum sirna

Sebab awal yang mewajibkan berhijrah adalah adanya fitnah. Yaitu terhalangnya seseorang muslim untuk melaksanakan Islam. Segala tindakan atau apa saja yang menyebabkan seseorang tergelincir pada kesesatan, melenceng dari Islam, jadilah itu sebagai fitnah.(periksa Qs 2: 217). Pemaksaan-pemaksaan yang berupa kedzaliman (Qs. 4: 97) Sepanjang Islam belum berjaya, hukum tidak tegak, ummat Islam terus terfitnah, hijrah tetap berlaku.
ثُمَّ اِنَّ رَبَّـكَ لِلَّـذِيْنَ هَاجَرُوا مِنْ بَعْـدُ مَا فُتِنُـوْا ثُـمَّ جَـهَـدُوا وَصَبَرُوا ..
“Dan sesunguhnya Rabbmu adalah (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan(terfitnah), kemudian mereka berjihad dan sabar …..(Q.s. 16 : 110).
عـن عـائـشـة  … فَا لْـهِجْـرَةُ وَاجِـبَةٌ عَلَى مَنْ اَسْلَمَ وَخَشِـيَ اَنْ يُـفْـتَنَ عَنْ دِيْنِـهِ
“Dari ‘Aisyah: … Maka hijrah itu  hukumnya  wajib  atas  setiap muslim  yang khawatir terfitnah atas  diennya(agamanya)” . ( Fathul Bari, Juz VII, hal 161-162)
لاَتَنْـقَـطِعُ  ا لْهِـجْرَةُ حَتّى تَنْـقَطِـعَ التَّـوْبَـةُ (اخرجـه ابوداود)
“Tidak akan terputus hijrah, samapai terputusnya  taubat, dan tidak akan  terputus taubat .” (HR. Abu Dawud)
Jadi setiap muslim yang tidak dapat melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Islam, di suatu kampung, daerah atau negara, akibat ulah orang kafir atau musyrik, wajib berhijrah.
Namun hijrah tidak serupa dengan pengungsi, karena hijrah dimaksudkan sebagai strategi perjuangan. Sebagaimana tertera dalam ayat diatas (Qs.16:110) setelah hijrah mereka berjihad. Maka selama Islam belum tegak, orang kafir atau musyrik masih diperangi, hijrah tetap berlaku. Sebuah hadits shahih dari  s. ‘Abdullah bin as-Sa’dy r.a Rasulullah saw bersabda:
لاَتَـنْقَطِعُ  ا لْهِجْـرَةُ مَاقُـوْتِلَ  ا لْكُـفَّارُ (رواه النـسائي )
“Tidak terputuslah hijrah, selama  orang-orang  kafir  diperangi”. (HR. Nasai)
Dewasa ini, kaum muslimin menjadi sasaran kejahatan, tidak bebas bahkan dimusuhi bila hendak melaksanakan hukum Islam. Kemungkaran bertebaran dimana-mana. Kaum muslimin diperintahkan oleh Allah untuk mengadakan revolusi sosial.
وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا(75)
“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdo`a:"Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!".(Q.s.4:75).

2. Tidak ada Hijrah pasca  Fath al Islam


Dari Ibnu ‘Abbas r.a. katanya:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى اللّه عليه وسلّم  يَومَ  ا لْفَتْحِ فَتْحَ مَـكَّةَ : لاَهِجْـرَةَ وَلَكِنْ جِهَـادٌ وَنِـيَّـةٌ وَاِذَا اسْتَـفِرْتُـمْ فَافِرُوا  رواه مـسلم
Rasulullah saw. bersabda  dihari penaklukan Makkah: “ Tidak ada lagi hijrah ( sesudah takluk Makkah) melainkan hanya tinggal jihad  dan niat baik , apabila kamu diminta untuk berangkat  ke medan juang, maka berangkatlah kamu. ( HR. Muslim )
Atas dasar  hadis diatas dan hadits lain yang menegaskan tidak ada hijrah setelah Futuh Makkah, maka dewasa ini kaum muslimin memandang tidak perlu memperbincangkan lagi soal hijrah. Munawar Khalil, dalam Kelengkapan Tarikhnya, Jilid IIA berpendapat, perintah hijrah tetap berlaku. Hal ini didasarkan pada ayat-ayat Al Qur’an yang membicarakan masalah hijrah tidak kurang dari 30 ayat, tidak satupun ahli tarikh atau ahli tafsir yang menyatakan ayat-ayat atau hukum hijrah dimansuh(dihapus). Kedua, hadits-hadis lain yang menjelaskan bahwa tidak terputus hijrah hingga orang-orang kafir di perangi, dan tidak terputus hijrah hingga terputusnya taubat.
Maka pengertian dari hadits diatas dan hadits yang berbunyi:
لاَهِجْـرَةَ بَعْـدَ  ا لْـفَتْـحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِـيَّـةٌ
“Tidak ada hijrah  lagi sesudah fath (terbukanya Makkah), tetapi jihad dan niat.”
Artinya sesudah jatuhnya kota Makkah, hijrah dari Makkah ke Madinah tidak ada lagi, sebagaimana hijrah ke Habsyi tidak diperlukan. Apa yang menjadi sebab hijrah(fitnah) sudah dibasmi dan dien (hukum) yang berlaku bagi Islam saja (Qs.8:39). Bebas (merdeka) melaksanakan melaksanakan syari’at Islam.
Dewasa ini ummat Islam tidak dapat melaksanakan syari’at Islam, sebagaimana kaum muslimin terdahulu setelah futh Makkah. Berarti, perintah hijrah berlaku seperti sebelum futh Makkah. Hanya bukan hijrah dari Makkah ke Madinah (di Jazirah ‘Arab), akan tetapi Makkah dan Madinah dalam ma’nawi.



 1.      Kata hijrah secara bahasa berarti meninggalkan.
2.      Kata hijrah sepadan artinya dengan kata buro’a dan ijtinab.
3.      Hijrah adalah sebuah upaya untuk meninggalkan menjauhi dan melepaskan diri dari sistem jahiliyah menuuju sistem Allah (Islam).
4.      Bentuk-bentuk hijrah melingkupi mental dan keyakinan; pisik dan kekuasaan.
5.      Proses hijrah, melepaskan keyakinan pada berhalaisme, thaghut, syaithan dan segala sesuatu selain Allah. Kemudian beriman kepada Allah saja dan mentaati peraturannya.
6.      Tahapan hijrah dimulai hijrah sirriyah kemudian hijrah jahriyah.
7.      Materi hijrah terdiri: hijrah rububiyah, hijrah Mulkiyah dan hijrah uluhiyah.
8.      Pada pelaksanaannya hijrah dapat berupa ucapan maupun tindakan.
9.      Hijrah wajib hukumnya selama kedzaliman belum sirna atau orang kafir masih memerangi.
10.  Tidak ada hijrah setelah fath, artinya fath Mekah dijazirah Arabia di masa Nabi SAW.


Load disqus comments

0 comments